Selasa 02 Oct 2018 11:46 WIB

Berikut Hoaks-Hoaks yang Beredar Pascagempa Palu

Salah satu hoaks, yakni kabar meninggalnya Wali Kota Palu.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Teguh Firmansyah
Warga korban gempa mengambil berbagai keperluan logistik di Mamboro, Palu Utara, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). Warga di wilayah Palu Utara hingga Donggala bagian pantai barat terpaksa mengambil berbagai kebutuhan tersebut karena bantuan belum sampai ke lokasi.
Foto: Muhammad Adimaja/Antara
Warga korban gempa mengambil berbagai keperluan logistik di Mamboro, Palu Utara, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). Warga di wilayah Palu Utara hingga Donggala bagian pantai barat terpaksa mengambil berbagai kebutuhan tersebut karena bantuan belum sampai ke lokasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menemukan sejumlah informasi palsu atau hoaks pascaterjadinya gempa dan tsunami di Kota Palu dan Donggala beberapa waktu lalu.

PLT Kepala Biro Humas Kemenkominfo, Ferdinandus Setu, melalui pers rilis yang diterima Republika.co.id pada Selasa (2/10) menjelaskan, pascagempa bumi dan tsunami di wilayah Donggala, Palu, dan Mamuju, Sulawesi Tengah, Kemenkominfo melakukan pemantauan atas konten negatif yang beredar di jaringan internet, baik melalui situs, media sosial, maupun chatting.

Dari pemantauan yang dilakukan sejak Sabtu (29/9) itu, Kemenkominfo menemukan beberapa informasi ataupun konten hoaks yang beredar luas di masyarakat. Di antaranya terkait gambar Bendungan Bili-Bili di Kabupaten Gowa yang mengalami retak yang ternyata informasi gambar tersebut merupakan palsu.

"Faktanya bendungan Bili-Bili masih dalam keadaan aman dan terkendali setelah dilakukan pengecekan oleh pihak Polsek Mamuju Gowa," ujar Ferdinandus menerangkan.

Baca juga, Tsunami dan Gempa, Indonesia Terima Bantuan Internasional.

Tak hanya itu, Kemenkominfo juga menemukan unggahan foto-foto korban kejadian gempa tsunami Aceh yang terjadi pada 2004 beredar luas dengan keterangan informasi korban gempa tsunami di Palu.

Selain itu, informasi tentang meninggalnya Wali Kota Palu, Hidayat, merupakan informasi palsu. Kemenkominfo menegaskan, Hidayat tak meninggal dan saat ini turut serta dalam tanggap darurat gempa bumi di Palu.

Selain itu, ada juga info palsu terkait gempa bumi susulan hingga info gerak cepat relawan FPI yang melakukan evakuasi korban gempa Palu 7,7 SR. "Faktanya dalam gambar adalah relawan FPI membantu korban longsor di Desa Tegal Panjang, Sukabumi," kata Ferdinandus.

Informasi hoaks juga ditemukan terkait gambar yang menerangkan terjadi gempa bumi kembali pada 2 Oktober. Terdapat juga info hoaks penerbangan gratis dari Makassar menuju Palu bagi keluarga korban. Padahal, faktanya, jelas Ferdinandus, pesawat Hercules milik TNI AU menuju Palu diutamakan membawa bantuan logistik, paramedis, obat-obatan, makanan siap saji, dan alat berat.

Sementara, pemberangkatan dari Palu prioritas untuk mengangkut pengungsi diutamakan lansia, wanita, dan anak-anak serta pasien menuju Makassar.

"Hoaks mayat yang minta gempa (gambar hoaks) faktanya gambar itu diambil dari kejadian di Sungai Siak, Pekanbaru, Riau," katanya.

Kemenkominfo pun mengimbau agar masyarakat tak mudah memercayai dan menyebarluaskan informasi yang tak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya atau tak jelas sumbernya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement