REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno meminta investor untuk kembali melakukan eksplorasi minyak dan gas bumi (migas) di Blok Mentawai yang juga beririsan dengan Provinsi Bengkulu. Irwan mengatakan bahwa meski terbukti memiliki cadangan migas, Sumatra Barat belum mencatatkan angka produksi.
"Sumbar ini belum tergali secara maksimal. Blok Singkarak sudah ada POD, Blok Mentawai juga pernah dieksplorasi. Kami harap kegiatan eksplorasi bisa dilanjutkan lagi," ujar Irwan usai membuka Simposium Ikatan Ahli Teknik Perminyakan (IATMI), Selasa (2/10).
Menurut catatan Pemprov Sumbar, kegiatan eksplorasi di Blok Singkarak atau sekarang disebut Blok South West Bukit Barisan di Kabupaten Sijunjung, Sumatra Barat sudah dilakukan. Rencananya, tahun 2019 produksi gas dari sumur Sinamar bisa dilakukan. Pemprov Sumbar sendiri sejak awal menjanjikan kemudahan investasi bagi investor yang ingin melakukan eksplorasi migas di provinsi ini.
"Cadangan migas di Sumbar ini ditemukan bersama dengan cadangan di Riau. Namun, secara topografi, lapangan di Riau lebih ekonomis. Nah, kami harap investor kembali lakukan kajian, mudah-mudahan menjadi potensi nasional. Termasuk offshore Mentawai," katanya.
Blok Mentawai sebetulnya pernah dieksplorasi oleh Total E&P Indonesie. Namun kegiatan eksplorasi belum mendapat hasil maksimal karena kendala perizinan sejak 2014-2015 lalu. Kegiatan eksplorasi sendiri dilakukan Total E&P dalam bentuk survei seismik 2D dengan alokasi anggaran 6,5 juta dolar AS.
Sementara itu, produksi gas bumi dari sumur Sinamar di Kabupaten Sijunjung masih harus menunggu pembeli. Setelah disetujui rencana pengembangan atau plan of development (POD) oleh pemerintah di awal 2018 ini, kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) PT Rizki Bukit Barisan Energi masih harus melakukan pengembangan fasilitas produksi. Untuk produksi gas, ditargetkan bisa dilakukan pada 2019-2020.
Wahyu menjelaskan bahwa sambil menunggu penawaran pembelian gas, KKKS saat ini melanjutkan pembangunan fasilitas produksi termasuk land clearance, studi topografi lanjutan, dan penyiapan fabrikasi gas. Siapapun pembeli gas nantinya, produksi gas dari sumur Sinamar bisa disalurkan untuk pembangkitan listrik atau diproses menjadi LNG. PT PLN nantinya bisa bertindak sebagai end-user untuk pembangkit listrik.
Dalam POD yang disepakati Kementerian ESDM, terdapat 27 titik sumur yang sudah ditentukan, seluruhnya berada di dalam Kabupaten Sijunjung. Diperkirakan, potensi gas yang dihasilkan sebesar 35 mmscfd (juta kaki kubik) per hari atau setara dengan 210 Mega Watt (MW) listrik. Sejak kontrak eksplorasi mulai berjalan pada 2008 lalu, KKKS sudah melakukan empat pengeboran sumur eksplorasi yakni Sinamar-2, Sinamar-3, South Sinamar-2, dan Ganesha-1.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat, terdapat tiga wilayah kerja (WK) migas yang berada di Sumatra Barat. Selain Blok Singkarak atau sekarang disebut Blok South West Bukit Barisan, Kabupaten Sinjunjung juga menawarkan WK nonkonvensional dengan kandungan gas metana batubara atau coal bed methana (CBM). Potensi CBM di Sijunjung pernah dibuktikan melalui pengeboran eksplorasi namun secara komersil belum dihitung. Satu WK lagi yang belum dieksplorasi terletak di perbatasan antara Sumbar dan Riau.