REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Jalur pendakian Gunung Rinjani masih ditutup dari pengunjung pascagempa yang melanda Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada akhir Juli hingga Agustus lalu. Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Muhammad Faozal tak menampik banyak para masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari objek wisata Gunung Rinjani.
"Ada 2 ribu porter, guide, terdampak selama atraksi (pendakian) belum dibuka," ujar Faozal di Mataram, NTB, Selasa (2/10).
Faozal menyampaikan, penutupan jalur pendakian Gunung Rinjani, berdasarkan informasi dari Balai TNGR, lantaran aspek keselamatan untuk para pendaki mengingat kondisi kerusakan dan adanya longsoran di jalur pendakian.
"TNGR beranggapan belum berani dibuka karena terjadi kerusakan pada jalur longsoran," ucapnya.
Namun begitu, pemerintah memikirkan nasib para pelaku usaha di kawasan Gunung Rinjani. Dinas Pariwisata NTB telah membentuk tim bersama Balai TNGR, TNI, dan track organizer (TO) untuk melakukan survei lapangan tentang kondisi di jalur pendakian Gunung Rinjani.
"Kita sedang cari solusi ke depan, apakah ada opsi lain untuk jalur pendakian, semisal tidak sampai puncak, cukup Bukit Pegasingan, sedang kita kaji," kata dia.