Selasa 02 Oct 2018 17:00 WIB

Ekspor Meningkat, Industri Mainan Jadi Unggulan

Kementerian Perindustrian menyebut Indonesia jadi produsen mainan yang kuasai global

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pengunjung bermain permainan 5 Pilar didampingi Direktur Operasional Republika Arys HIlman saat acara Soft Lauching Boardgames 5 Pilar di Gramedia Pondok Indah, Jakarta, Sabtu (17/3).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Pengunjung bermain permainan 5 Pilar didampingi Direktur Operasional Republika Arys HIlman saat acara Soft Lauching Boardgames 5 Pilar di Gramedia Pondok Indah, Jakarta, Sabtu (17/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri mainan menjadi salah satu sektor manufaktur andalan di Indonesia karena berorientasi ekspor.  Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, industri mainan mampu memberikan sumbangan nilai ekspor yang mencapai 302,42 juta dolar AS pada 2017.

Jumlah tersebut naik 11,84 persen dibanding capaian tahun 2016 sebesar 270,36 juta dolar AS. Untuk itu, kinerja sektor ini tengah dipacu guna memperbaiki struktur ekonomi nasional yang sedang mengalami defisit neraca perdagangan.

Menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, pemerintah kini sangat mendorong industri yang produknya berorientasi ekspor. "Apalagi dalam kondisi perekonomian dunia yang juga sedang melambat, kita jangan hanya fokus pada pasar domestik," tuturnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (2/10).

Selain itu, peran penting industri mainan di dalam perekonomian, tercatat dari nilai produksi yang mencapai Rp 10,7 triliun dengan kapasitas sebesar 4.575 ton pada tahun 2017. Kemudian, di tahun lalu juga, nilai investasi industri mainan bisa menembus hingga Rp 410 miliar.

Dari lapangan kerja, industri mainan juga berdampak positif. Jumlah tenaga kerja yang mampu diserap industri ini adalah sebanyak 23.116 orang. Dengan memberikan multiplier effect bagi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, sektor ini tergolong ke padat karya.

Oleh karenanya, Kemenperin memberikan apresiasi kepada PT Mattel Indonesia dalam pengembangan industri mainan di dalam negeri yang telah beroperasi sejak tahun 1992. Ini sekaligus menunjukkan kepercayaan Mattel terhadap iklim investasi di Indonesia.

Melalui PT Mattel Indonesia, Airlangga menjelaskan, Indonesia punya produsen mainan yang telah menguasai pasar global. Untuk boneka merek Barbie, enam dari 10 yang beredar di dunia dihasilkan dari perusahaan tersebut. "Sedangkan, mobil mainan Hot Wheels, dua dari 10 produk yang ada di dunia merupakan buatan anak bangsa kita," ujarnya.

Apresiasi lainnya diberikan kepada PT Mattel Indonesia karena perusahaan ini menyerap tenaga kerja sebanyak 10 ribu orang. Ilai ekspor dalam kurun lima tahun terakhir rata-rata di atas 150 juta dolar AS per tahun.

Seiring implementasi industri 4.0 di Tanah Air, PT. Mattel Indonesia sudah menerapkan teknologi full robotic dalam proses produksinya, singga hasilnya lebih efisien, optimal, dan berkualitas. "Yang juga patut dibanggakan adalah mesin produksi mereka yang menggunakan teknologi digital tersebut dibuat oleh insinyur-insinyur kita," kata Airlangga.

Oleh karena itu, Menperin menyambut baik inisiatif dan kesediaan PT. Mattel Indonesia untuk menjadi lighthouse project bagi produsen mainan di dalam negeri. Airlangga optimistis, dengan implementasi Industri 4.0 seperti yang dilakukan PT. Mattel Indonesia, Indonesia dapat mencapai top 10 ekonomi global pada tahun 2030 melalui peningkatan ekspor netto hingga 10 persen dari PDB serta peningkatan produktivitas melalui adopsi teknologi dan inovasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement