Selasa 02 Oct 2018 17:19 WIB

Sekar Sari Asah Kepekaan untuk Film Terbaru

Film Sekar tayang dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional.

Rep: Noer Qomariah K/ Red: Indira Rezkisari
Konferensi pers dan pemutaran film pendek Sekar di Galeri Indonesia Kaya di Grand Indonesia, Jakpus.
Foto: Republika/Noer Qomariah K
Konferensi pers dan pemutaran film pendek Sekar di Galeri Indonesia Kaya di Grand Indonesia, Jakpus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bintang muda berbakat Sekar Sari dan Marthio Lio membintangi film pendek besutan Kamila Andini berjudul Sekar. Titimangsa Foundation bekerja sama dengan Forcolours Films dan didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation mempersembahkan film pendek ini untuk memperingati Hari Batik Nasional setiap 2 Oktober.

Berakting menjadi disabilitas netra bukanlah hal mudah bagi Sekar Sari. Ia melakukan beberapa persiapan untuk berperan menjadi Sekar.

“Saya menonton beberapa film dokumenter orang buta,” kata Sekar usai acara konferensi pers dan pemutaran film pendek Sekar di Galeri Indonesia Kaya (GIK), Grand Indonesia, Jakarta Pusat (1/10).

Sebelum syuting, Sekar juga belajar melakukan beberapa aktivitas dengan mata tertutup. Hal ini dilakukan agar ia memiliki kepekaan lain.

“Tapi saya tidak terus-terusan ya tiap hari. Kayak beberapa waktu melakukan aktivitas sambil mata tertutup,” ujarnya.

Di dalam film, mata Sekar berwarna putih karena terkena virus saat ia berada di dalam kandungan. Warna putih itu dari lensa kontak yang dipakai oleh perempuan kelahiran 1988 ini dan cukup mengganggu penglihatan.

Sementara itu, Marthin Lio mengungkapkan rasanya beradu akting dengan Sekar. Menurutnya, dedikasi Sekar untuk film pendek ini sangat tinggi.

“Aku sempat bertanya itu rasanya pakai softlens kayak apa. Itu seperti kita melihat lewat vitrase. Jarak semeter itu sudah tidak melihat apa-apa,” kata Marthino.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement