REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menyambut hari batik nasional, Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil dan ribuan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar bekerja dengan menggunakan batik. Menurut Ridwan Kamil, ke depan ia akan mengembangkan desa batik di beberapa daerah potensial.
"Oiya, selamat hari batik, ya. Kita harus bangga dengan batik dan pakai batik," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil kepada wartawan, Selasa (2/10).
Menurut Emil, ke depan ia akan mengembangkan desa batik. Oleh karena itu, ia menugaskan dinas perdagangan untuk melihat apa yang laku di pasar nasional dan apa yang laku di pasar internasional.
"Oke. Setelah ketahuan daftar yang laku kita akan bikin satu desa satu perusahaan, oh yang laku adalah batik misalnya, ya, udah saya bikin desa batik di Kabupaten Cianjur atau di mana-mana karena itu laku," katanya.
Selain itu, kata dia, ia akan melihat potensi lainnya yang ada di desa tersebut. Misalnya, ada daerah yang memiliki potensi bawang yang difermentasi black diamond.
"Saya cari nanti desa mana yang akan bikin desa bawang black diamond, logikanya begitu," katanya.
Jadi, kata dia satu desa satu perusahaan itu maksudnya meningkatkan kesejahteraan orang desa agar tak hijrah ke kota. Mereka, bisa mendapatkan pendapatan melalui pengetahuan mengenai produk-produk yang laku dipasar.
"Itu selama ini tak terjadi di Indonesia karena desa disuruh berusaha tapi mereka tak tahu ieu teh payu atau henteu (laku atau tidak)," katanya.
Saat ditanya jumlah desa batik di Jabar yang akan dibuat, Emil mengatakan, saat ini belum ketahuan akan ada berapa desa batik yang ada di Jabar. Karena, masih terus
dihitung.
"Pokoknya tiga bulan ini mohon izin saya dengan Pak Uu sedang proses belajar. Nantilah, Januari hal-hal teknis semacam itu seperti berapa desa, berapa anggaran, berapa rupiahnya akan kita kabarkan," paparnya.
Sementara menurut Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa, Pemprov Jawa Barat sendiri, mengharuskan ASN untuk menggunakan batik setiap hari Kamis dan Jumat untum melestarikan dan mencintai Batik. Hal ini, senafas dengan acara yang diinisiasi Batik Trusmi dalam melestarikan Batik dengan menyelenggarakan Mask Painting Festival 2018.
"Sebagai salah satu upaya untuk terus mempromosikan batik sebagai warisan budaya Indonesia kepada dunia, saya menilai penyelenggaraan event the mask painting festival memiliki semangat dan tujuan yang sama," kata Iwa.
Iwa berharap, melalui event-event pagelaran batik semacam ini, akan dapat memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia, khususnya batik. Sekaligus menjadi daya tarik bagi wisatawan dari dalam maupun luar negeri. "Ayo pakai batik," ajak Iwa.
Saat ini, kata Iwa, setiap kabupaten/kota di Jawa Barat mempunyai motif daerahnya masing-masing sebanyak 27 motif ciri khas. Sebagai bentuk apreasiasi bagi para pelaku dan perajin batik, dukungan Pemprov antara lain dengan diikutsertakan pada event-event dan pameran melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat.