REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia membuka diri untuk menerima bantuan internasional untuk penanganan korban gempa dan tsunami di Donggala-Palu Sulawesi Tengah. Namun, bantuan dibatasi hanya berupa enam jenis.
"Presiden Joko Widodo sudah menyatakan menerima bantuan internasional, tapi bukan meminta dan itu juga ada syaratnya hanya enam bentuk bantuan," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Selasa (2/10).
Dalam diskusi Forum Merdeka Barat (FMB9), Sutopo merincikan bantuan internasional yang diterima, yaitu transportasi udara berupa pesawat Hercules C130, tenda, rumah sakit lapangan, pengasapan, generator, serta pengolahan air bersih. Dia mengatakan hingga saat ini sudah ada 26 negara dan dua lembaga internasional yang menawarkan bantuan.
"Semua bantuan itu harus disampaikan tertulis. Sebisa mungkin self supporting dan tidak membebani kita. Jadi kita tetap hati-hati dan ada prosesnya," katanya.
Bantuan internasional tersebut dikoordinasikan oleh Kementerian Luar Negeri dan BNPB dengan prioritas utama transportasi udara. "Tidak sembarangan semua bantuan asing bisa masuk yang kita prioritaskan enam bantuan itu tadi. Ini 'G to G' detailnya nanti diatur," katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia menyatakan menerima bantuan dari dunia internasional untuk merespons dan mengatasi dampak bencana gempa dan tsunami yang mendesak untuk Palu-Donggala. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong dalam akun twitter resminya @tomlembong, Senin (1/10), mencuitkan bahwa Presiden Joko Widodo pada Minggu (30/9) malam telah memberikan wewenang kepada jajarannya untuk menerima bantuan dari dunia internasional.
Tom mencuitkan pernyataannya dalam bahasa Inggris dan menyampaikan bahwa dirinya akan membantu mengoordinasikan bantuan dari sektor swasta yang berasal dari berbagai belahan dunia. Untuk itu, ia siap menerima pesan melalui akun sosial medianya ataupun melalui email pribadinya yang ia sertakan dalam postingannya itu.
Baca: BNPB: Kondisi Korban di Petobo dan Balaroa Belum Diketahui