Selasa 02 Oct 2018 22:58 WIB

Tenaga Kerja Indonesia Didominasi Lulusan SD dan SMP

SDM Indonesia bisa semakin kompetitif dengan bahasa Inggris.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik dan Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri dalam peluncuran English for Indonesia di Kedutaan Besar Inggris, Selasa (2/10).
Foto: Republika/Lintar Satria
Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik dan Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri dalam peluncuran English for Indonesia di Kedutaan Besar Inggris, Selasa (2/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri mengapresiasi program English for Indonesia. English for Indonesia adalah sebuah program dari Kedutaan Besar Inggris di Indonesia dan British Council untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Program ini dapat diakses melalui situs British Council dan bebas biaya.

"Saya kira ini inisiatif yang baik membantu penguatan daya saing SDM Indonesia, selama tiga tahun Presiden Joko Widodo konsentrasi pembangunan infrastruktur dan pada tahun-tahun selanjutnya pembangunan SDM, yang menjadi masalah angkatan Indonesia 153 juta, tapi 53 persen dari angka tersebut lulusan SD dan SMP, jadi itu bahan bakunya, suka tidak suka Indonesia harus bertarung dan menang dengan modal dasar dengan SDM seperti itu," kata Hanif, dalam peluncuran English for Indonesia di Kedutaan Besar Inggris, Selasa (2/10).

Hanif mengatakan Indonesia tidak bisa lagi mengandalkan Sumber Daya Alam (SDA). Karena jika Indonesia terus mengekplorasi dan eksploitas SDA maka akan menciptakan ketidakadilan dan kesenjangan antargenerasi. Namun, disisi lain mayoritas SDM Indonesia juga diisi oleh lulusan SD dan SMP.

Hanif melanjutkan dalam konteks meningkatkan SDM ini ada tiga kelemahan utama dalam angkatan kerja Indonesia, yakni kemampunan kepemimpinan, teknologi dan bahasa. Saat ini pekerja migran Indonesia tidak lagi didominasi oleh pembantu rumah tangga. Tenaga kerja migran Indonesia kini lebih banyak dibidang formal.

"Jadi kelasnya semakin meningkat dan peningkatan kelas dari pekerja migran didistribusikan secara signifikan oleh kemampuan dalam bahasa Inggris," kata Hanif.

Pasar tenaga kerja, kata Hanif, saat ini sudah terintegrasi. Pasar tenaga kerja dalam negeri dengan luar negeri sudah menyatu. Maka, tambahnya, tidak bisa mendidik anak atau angkatan kerja tertentu khusus untuk pasar tenaga kerja dalam negeri. Hal ini mengundang konsekuensi peningkatan kemampuan bahasa Inggris.

Hanif mencontohkan tenaga kerja las bawah air. Dalam proses pelatihannya menggunakan bahasa Indonesia. Sementara kesempatan kerja las bawah air lebih bagus di luar negeri. Karena itu tenaga kerjanya juga harus dilatih lagi bahasa Inggris.

"Apa yang terjadi pengeluaran dua kali, kami latih teknisnya dan kami latih bahasanya, pertanyaan mengapa sekalian dilakukan bareng, misalnya melatih seseorang melatih kemampuan teknis tertentu menggunakan bahasa Inggris sehingga jika sudah selesai memiliki kompetensi teknis sekaligus bahasa Inggris," kata Hanif.

Maka, SDM tersebut bisa bekerja di dalam negeri atau di luar negeri. Kompetisi antar tenaga kerja juga semakin keras baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Kementerian Tenaga Kerja juga sudah meminta perusahaan-perusahaan asing yang membawa tenaga kerja asing untuk melatih tenaga kerja Indonesia bahasa Inggris. 

Hanif mengatakan ia sudah mengusulkan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mewajibkan bahasa Inggris di sekolah dasar dan dilakukan sesuai dengan kebutuhan praktis. Ia juga mengusulkan agar bahasa Inggris diintergrasikan dengan mata pelajaran yang lain.

"Yang dibutuhkan wajib, yang kedua sifatnya praktis dan ketiga yang terintergrasikan mata pelajaran lain, misalnya guru-guru mengajarkan sejarah Perang Diponogoro kan bisa memakai bahasa Inggris," kata Hanif.

Tanpa mengesampingkan bahasa Indonesia, Hanif yakin SDM Indonesia bisa semakin kompetitif dengan bahasa Inggris. Tidak hanya melalui situs internet English for Indonesia juga tersedia di radio dan televisi. Masyarakat Indonesia bisa belajar bahasa Inggris dengan program British Council di RRI dan TVRI.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement