REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan sejak Sabtu (29/9) pemerintah sudah mencairkan dana sebesar Rp 560 miliar untuk penanganan bencana gempa dan tsunami di Palu. Sri Mulyani mengatakan dana ini digunakan oleh BNPB untuk pengadaan kebutuhan emergency dan pertolongan pertama.
Sri Mulyani mengatakan dana tersebut digunakan antara lain untuk bantuan kesehatan, pasokan makanan, pembangunan shelter dan untuk pengadaan air bersih. Sri Mulyani mengatakan apabila BNPB hendak mengajukan tambahan dana maka Sri Mulyani mengatakan BNPB bisa langsung mengajukan program apa saja dan berapa kebutuhan dananya.
"Kalau BNPB anggarannya sudah mulai menunjukkan bahwa pemakaiannya sudah terpakai dan mereka membutuhkan lagi, mereka akan menyampaikan lagi ke kami dan akan sampaikan untuk programnya apa saja yang kemudian di verifikasi dan kemudian dicairkan juga," ujar Sri Mulyani di Kemenkeu, Rabu (3/10).
Sri Mulyani menjelaskan dalam tiga bulan kedepan pemerintah akan fokus melakukan pemulihan terlebih dahulu. Ia mengatakan pemulihan antara lain pembersihan lokasi dan pasokan kebutuhan pokok serta pasokan BBM dan Listrik. Setelah itu, kata Sri Mulyani pihaknya baru akan memetakan untuk bisa mengembalikan kegiatan ekonomi.
"Jadi kita fokus ke tiga bulan pemulihan ini dulu. Lalu setelah itu, pada saat yang sama akan dilakukan tindakan untuk mengembalikan kegiatan ekonomi sama seperti yang bisa dilakukan sebelumnya," ujar Sri Mulyani.
Ia mengatakan pemulihan ekonomi bisa saja melalui penataan kredit-kredit yang terhambat akibat ekonomi yang belum bisa berjalan. Apakah hal tersebut akan dihapuskan atau tidak, keputusannya baru akan dibahas setelah tiga bulan masa pemulihan.
"Mungkin kita juga nanti menambah melalui instrumen kita apakah melalui ultra mikro, melalui KUR yang bisa di-direct-kan ke situ. Kalau kita rekonstruksi kita juga akan lihat siapa kontraktornya sehingga dia juga bisa menimbulkan kegiatan ekonomi," ujar Sri Mulyani.