REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ekspor hasil perikanan Provinsi Jawa Tengah tahun 2018 terus menunjukkan tren yang positif. Selain peningkatan kuantitas secara signifikan, aktivitas ekspor ini juga diikuti oleh kepatuhan para penyuplai di daerah ini dalam mematuhi standar mutu yang dipersyaratkan pasar internasional.
Berdasarkan data Laporan Perkembangan Ekspor Perikanan Wilayah Jawa Tengah dari Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Semarang, sepanjang Januari hingga Juli 2018, total nilai ekspor hasil perikanan daerah ini telah mencapai lebih dari Rp 3,8 triliun.
Dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017, nilai ekspor hasil perikanan di Jawa Tengah ini mengalami kenaikan sebesar 90 persen, atau sebesar Rp 1,8 triliun. “Tahun 2017 total nilai ekspor hasil perikanan periode Januari hingga Juli 2017 hanya sekitar Rp 2 triliun,” ungkap Kepala BKIPM Semarang, Raden Gatot Permana, di Semarang, Rabu (3/10).
Secara volume, ia menjelaskan, ekspor hasil perikanan dari Jawa Tengah sepanjang Januari hingga Agustus tahun ini juga mengalami peningkatan. Jika periode yang sama tahun 2017 volume ekspor ini mencapai 2 juta ton, pada tahun ini ekspor komoditas produk perikanan ini sudah mencapai 26,9 juta ton.
Ia juga menambahkan, peningkatan hasil ekspor produk perikanan ini juga didorong oleh kesadaran para pemangku kepentingan, khususnya penyuplai bahan baku pengolahan perikanan—dalam memenuhi persyaratan sertifikat pengendalian mutu guna mendukung transaksi ekspor ke luar negeri.
Pada periode Januari-Agustus 2017 baru mencapai 2.470 sertifikat pengendalian mutu, pada periode yang sama di 2018 ini telah meningkat sebanyak 276 sertifikat (11 persen) menjadi 2.746 sertifikat. “Hal ini juga berarti jaminan kualitas produk perikanan Jawa Tengah yang diekspor juga semakin mendapatkan pengakuan di pasar internasional,” katanya.
Gatot juga menambahkan, pada Agustus 2018 sedikitnya ada 57 komoditas ekspor hasil perikanan dari Jawa Tengah dengan 21 negara tujuan ekspor. Di mana untuk 10 besar jenis komoditas ekspor tertinggi meliputi rajungan, udang, cumi, surimi, lobster, value added, filet, layur, glass fish, dan ikan kakap.
Bardasarkan nilai ekspor, komoditas rajungan mencapai Rp 98,9 miliar, udang (Rp 45,4 miliar), cumi (Rp 26,5 miliar), surimi (Rp 22,4 miliar), lobster (Rp 8,3 miliar), value added (Rp 6,8 miliar), filet (Rp 6,6 miliar), layur (Rp 4,2 miliar), glass fish (Rp 3 miliar), serta ikan kakap (Rp 2,9 miliar). Sedangkan, 47 komoditas lainnya senilai Rp 38,5 miliar.
Sedangkan, 10 besar negara tujuan ekspor hasil produk perikanan dari Jawa Tengah meliputi Amerika Serikat, Jepang, Cina, Malaysia, Vietnam, Thailand, Taiwan, Singapura, Korea Selatan, dan Belanda.
Nilai ekspor ke Amerika Serikat mencapai Rp 106,5 miliar dan Jepang (Rp 30,6 miliar).
Kemudian Cina (Rp 26 miliar), Malaysia (Rp 17,3 miliar), Vietnam (Rp 9,6 miliar), Thailand (Rp 8,6 miliar), Taiwan (Rp 7,3 miliar), Singapura (Rp 6,1 miliar), Korea Selatan (Rp 4,2 miliar), dan Belanda (Rp 3,1 miliar). “Sedangkan, nilai ekspor ke 11 negara tujuan lainnya mencapai Rp 10,7 miliar,” ujarnya menjelaskan.