Rabu 03 Oct 2018 20:24 WIB

Mendagri Jadi Saksi Perdamaian Adat Masyarakat Maybrat

Tokoh di Maybrat ucapkan terima kasih pemerintah jembatani perdamaian

Red: EH Ismail
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menjadi saksi dalam prsoes perdamaian adat di Maybrat, Papua
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menjadi saksi dalam prsoes perdamaian adat di Maybrat, Papua

REPUBLIKA.CO.ID, MAYBRAT -- Menteri Dalam Negeri  (Mendagri) Tjahjo Kumolo menghadiri proses perdamaian adat masyarakat Maybrat.  Mendagri juga mencanangkan Kumurkek sebagai ibukota kabupaten Maybrat.

Saat prosesi perdamaian adat berlangsung, Mendagri diberi mahkota adat khas Maybrat sebagai tanda tamu kehormatan. Mendagri juga menanam pohon perdamaian.

Sekretaris daerah Maybrat memberi penjelasan singkat mengenai denah lokasi pembangunan pusat pemerintahan di Kumurkek. Menurut Sekda, pembangunan pusat pemerintahan di Kumurkek akan menelan biaya Rp221 miliar.

Bupati Maybrat, Bernard Sagrim dalam sambutannya, mengucapkan terima kasih karena di era Tjahjo jadi Mendagri ada inisiatif untuk menyelesaikan perbedaan terkait penentuan ibukota.

"Kita bersyukur Bapak Mendagri telah melakukan langkah kebijakan memfasilitas tim rekonsiliasi. Sehingga kisruh ibukota bisa diakhiri dengan proses perdamaian adat dan akta damai.  Ini Momen monumental. Saya ajak kita semua akhiri perbedaan. Masa lalu kita tinggalkan. Mari tatap masa depan. Membangun Maybrat secara bermartabat," kata Bernard.

Gubernur Papua Barat juga menyatakan hal serupa. Ia berterima kasih atas usaha Mendagri menjembatani perbedaan hingga lahirnya perdamaian. Ia pun mengajak semua elemen bersatu membangun Maybrat.

Ketua Rekonsiliasi dalam kata sambutannya juga berterima kasih atas inisiatif Mendagri dibentuk tim rekonsiliasi. Tim setelah dibentuk, langsung bekerja menyerap aspirasi dari masyarakat. "Kami rekam suara hati masyarakat. Kami dengar, kami presentasikan pada Pak Menter suara hati masyarakat. Dan Mendagri dengar langsung. Akhirnya  pada 15 September para pihak duduk bersama. Kami ingin damai. Duduk bersama. Di sebuah tempat netral di Kota Sorong. Hari ini kita selesaikan. Kami undang Pak Menteri menyaksikan ini," katanya.

Acara dilanjutkan dengan prosesi denda adat. Mendagri didaulat jadi saksi. Prosesi denda adat sendiri secara simbolis ditandai dengan penyerahan kain pusaka tiga jenis kepada pihak korban dari suku Aitinyo. Kain pertama adalah kain wasape yang secara simbolis jadi pengganti bagi korban. Dan kain kedua, serta kain ketiga. Juga ikut diberikan sejumlah uang kepada keluarga korban.

Seperti diketahui, saat Pilkada di Maybrat sempat terjadi rusuh yang melibatkan tiga suku besar di Maybrat yakni Suku Ayamaru, Aitinyo dan Aifat. Dalam rusuh itu, korban jiwa jatuh dari suku Aitinyo. Prosesi denda adat, adalah prosesi perdamaian antar dua pihak yang berkonflik.

Acara perdamaian adat di akhiri  dengan prosesi potong babi yang jadi simbol puncak perdamaian adat.  Selanjutnya, Mendagri menyaksikan pembacaan akta perdamaian. Mendagri lalu dinobatkan sebagai bobot atau tetua adat masyarakat Maybrat. Selesai penobatan, Mendagri menyerahkan piagam penghargaan perdamaian kepada sejumlah pihak.

 

 

 

 

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement