REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pelatih Persib Bandung Mario Gomez mengaku heran terhadap sanksi yang dijatuhkan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI pada timnya. Ia menganggap sanksi itu terlalu berat.
"Mario tidak mengerti dengan situasi ini. Dia tidak pernah melihat yang seperti ini sebelumnya. Kasihan dia," ujar asisten pelatih Persib Fernando Soler mewakili Gomez, Rabu (3/10).
Soler mengatakan, sanksi ini baru dialami Gomez sepanjang karier kepelatihan di berbagai negara. Gomez tidak pernah merasakan timnya dikenai sanksi seberat ini.
Menurut Soler, sanksi ini berdampak sangat besar terhadap tim serta manajemen. Apalagi larangan bertanding di Pulau Jawa hingga akhir musim kompetisi yang membuat banyak kerugian bagi pendukung Persib. "Suporter dan pemain juga kasihan. Apalagi pemain, karena mereka kerja keras di lapangan tiap hari melawan panas dan hujan," ujarnya.
Tidak hanya Gomez, striker Persib Jonatan Bauman yang disanksi larangan dua kali bermain akibat menyikut pemain lawan, juga merasakan hal serupa. Senasib dengan Gomez, sanksi seperti itu baru kali ini didapatkan Bauman. "Jonatan telepon saya dan saya bilang sabar saja. Dia jujur sedih dan bilang ini baru pertama kena (hukuman) seperti ini," kata Soler.
Soler mengakui hukuman yang diberikan PSSI membuat timnya sedikit kehilangan fokus. Tapi, secara perlahan tim pelatih akan mengembalikan mental seluruh pemain agar kembali siap tempur.
Soler juga masuk dalam deretan sanksi yang dijatuhkan PSSI. Ia tidak boleh memasuki stadion hingga akhir musim kompetisi Liga 1 2018 karena dinilai mengintervensi wasit. "Karena itu saya tidak mengerti. Kalau ada situasi seperti itu (dinilai mengintervensi), harusnya dipanggil dulu di depan wasit, orang Komdis PSSI," katanya.
Apalagi saat penjatuhan sanksi, Soler dan para pemain tidak pernah dimintai keterangan lebih dulu oleh PSSI, hal itu pun membuatnya geram. "Terserah mereka mau bikin (sanksi) apa, saya tidak bisa bicara lagi," katanya.