Kamis 04 Oct 2018 02:18 WIB

Manfaatkan Teori Evolusi, Ilmuwan Kimia Diganjar Nobel

Nobel bidang kimia 2018 diberikan kepada tiga ilmuwan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Peraih nobel kimia 2018
Foto: AP
Peraih nobel kimia 2018

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Hadiah Nobel bidang kimia diberikan kepada tiga ilmuwan. Dua ilmuwan Amerika Frances H. Arnold dan George P Smith akan berbagi hadiah Nobel dengan ilmuwan Inggris Gregory Winter. Nobel bidang kimia tahun ini terinspirasi dari kekuatan evolusi. 

Para penerima hadiah Nobel menggunakan prinsip yang sama dengan proses evolusi alami yakni mengubah dan menseleksi genetika. Mereka membangun protein yang dapat memecahkan masalah kimiawi agar bisa memberikan manfaat kepada umat manusia. 

"Apa yang telah mereka lakukan mempercepat evolusi, proses alami selama jutaan tahun," kata Sara Snogerup Linse, salah satu anggota komite Nobel, di akun resmi media sosial Twitter Penghargaan Nobel, Rabu (3/10).

Arnold mendapatkan hadiah Nobel karena menemukan metode mengarahkan evolusi enzim yang mengkatalis reaksi kimia. Perempuan kelahiran 1956 tersebut sudah melakukan penelitian sejak 1993. Sejak saat itu ia menyempurnakan metode yang kini secara rutin digunakan untuk mengembangkan katalis baru. 

Penggunaan enzim temuan Arnold dapat menciptakan bahan kimia yang ramah lingkungan, digunakan sebagai bahan baku farmasi dan produksi bahan bakar terbarukan. Sementara itu, pada 1985 Smith dan Winter menemukan metode yang disebut phage display. 

Sebuah metode di mana bacteriophage, virus pemakan bakteri bisa digunakan untuk mengembangkan protein baru. Winter menggunakan phage display untuk mengarahkan evolusi kekebalan tubuh yang bertujuan untuk pengembangan obat baru. 

Obat pertama yang tercipta menggunakan metode ini adalah Adalimumab. Sebuah obat yang berfungsi untuk menghambat Tumor Necrosis Factor (TNF). TNF adalah salah satu protein yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh ketika ada bagian tubuh yang rusak atau karena penyakit imun lainnya.  

Adalimumab sudah disetujui oleh dunia medis pada 2002. Obat itu untuk orang dewasa yang terkena rheumatoid arthritis parah, penyakit rematik yang tidak mempengaruhi aktivitas, mengurangi gejala-gejala di pasien ankylosing spondylitis, orang dewasa yang mempunyai penyakit Crohn yang parah dan pasien penyakit bowel usus. 

"Manusia saat ini sedang masa awal revolusi evolusi yang diarahkan, yang mana dalam banyak cara, akan memberikan dan membawa manfaat yang besar untuk umat manusia," kata komite hadiah Nobel dalam siaran pers mereka. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement