Kamis 04 Oct 2018 08:07 WIB

Minahasa Tenggara Siaga Satu Antisipasi Soputan

Status berlaku jika berlaku letusan dengan eskalasi lebih besar.

Warga berjalan di bawah hujan abu vulkanik setinggi 5.809 mdpl berwarna kelabu akibat letusan gunung Soputan, di atas Desa Kota Menara, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Rabu (3/10).
Foto: Adwit B Pramono/Antara
Warga berjalan di bawah hujan abu vulkanik setinggi 5.809 mdpl berwarna kelabu akibat letusan gunung Soputan, di atas Desa Kota Menara, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Rabu (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID, MINAHASA TENGGARA -- Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara memberlakukan status siaga satu untuk mengantisipasi erupsi Gunung Soputan. "Pemkab saat ini memberlakukan status siaga satu penanganan bencana setelah terjadi erupsi Gunung Soputan," kata Bupati Minahasa Tenggara James Sumendap di Ratahan, Kamis (4/10).

Dia menuturkan status tersebut untuk mengantisipasi dampak letusan yang mengganggu aktivitas masyarakat di sekitar gunung itu. "Status ini diberlakukan jika terjadi letusan dengan eskalasi yang lebih besar sehingga berdampak pada kehidupan masyarakat," katanya.

Hal tersebut dilakukan berdasarkan pengalaman yang terjadi pada letusan Gunung Soputan sebelumnya. Pemkab telah berkoordinasi dengan TNI dan Polri untuk bersiaga selama terjadi erupsi.

"Siap untuk melakukan penanganan jika terjadi bencana akibat erupsi ini di wilayah Minahasa Tenggara," katanya. Selain itu, kata dia, semua jalur pendakian telah ditutup dengan penjagaan ketat aparat keamanan.

Dia mengakui saat ini wilayah Minahasa Tenggara belum terdampak hujan abu. Sebab pergerakan angin ke arah barat laut menuju Kabupaten Minahasa dan Kabupaten Minahasa Selatan.

"Memang saat ini dampaknya di kabupaten tetangga. Tapi kami juga harus siap jika terjadi perubahan arah angin daerah kami bisa terdampak juga," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement