REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, mengalami kesulitan untuk memenuhi permintaan air bersih dari warga di wilayah terdampak musim kemarau.
Mengacu pada potensi kerawanan bencana kekeringan yang telah dipetakan BPBD setempat kebutuhan untuk wilayah yang mengalami krisis air bersih di Kabupaten Semarang hingga hari ini masih mencapai 599 tangki atau 2.995.000 liter.
Yang menjadi persoalan, cadangan air bersih BPBD Kabupaten Semarang untuk mengantisipasi bencana kekeringan akibat dampak musim kemarau sudah habis sejak pertengahan September lalu.
Di lain pihak, pengajuan bantuan air bersih yang telah disampaikan melalui BPBD Provinsi Jawa Tengah belum bisa direalisasikan hingga saat ini.
“Jadi kami juga masih menunggu dan belum bisa memenuhi permintaan dropping air bersih dari warga yang membutuhkan,” jelas Kepala BPBD Kabupaten Semarang, Heru Subroto, di Ungaran, Kabupaten Semarang.
Heru menjelaskan, sampai saat ini bantuan air bersih dari BPBD Jateng belum juga turun, padahal ketersediaan air bersih BPBD Kabupaten Semarang untuk penanggulangan bencana kekeringan sudah habis sama sekali.
Sejauh ini memang sudah ada beberapa pihak swasta yang sudah turut serta menyalurkan bantuan air bersih langsung kepada warga yang memang membutuhkan, melalui program CSR-nya.
Kendati begitu, dukungan pihak swasta tersebut belum mencukupi untuk kebutuhan warga terdampak kekeringan yang kian meluas. “Jika tidak ada bantuan pihak swasta, kekurangan air bersih bisa lebih dari 599 tangki,” jelasnya.
Masih perihal permohonan bantuan dari BPBD Jateng, Heru juga mengaku belum dapat memastikan kapan bakal dipenuhi. Secara lisan ia sudah mendapatkan informasi jika bantuan air bersih dari provinsi akan diberikan sebanyak 200 tangki.
Namun itu masih sebatas jawaban lisan dan belum ditindaklanjuti secara formal. Padahal jika bantuan tersebut sudah bisa didistribusikan, setidaknya bisa memenuhi permintaan warga yang sudah mengajukan ke BPBD Kabupaten Semarang.
“Walaupun belum bisa mencakup seluruh kebutuhan tersebut, setidaknya dari kebutuhan 599 tangki sudah bisa dipenuhi sebanyak 200 tangki di antaranya,” ujar Heru.