REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo dijadwalkan membuka gelaran Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XVII di Medan dan Deli Serdang, Sumatra Utara, Ahad (7/10). "Insya Allah, MTQ Nasional akan dibuka Presiden Jokowi pada Ahad (7/10) malam," kata Direktur Penerangan Agama Islam Kementerian Agama Khoiruddin saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (4/10).
Pembukaan itu akan digelar di Astaka MTQ Nasional. Ajang kompetisi dua tahunan itu sebelumnya digelar di Nusa Tenggara Barat dan dibuka oleh Jokowi di area Masjid Islamic Center.
Khoiruddin mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan 12 mimbar untuk dijadikan arena lomba bagi 1.555 peserta MTQ Nasional ke-27. Menurut dia, dalam event ini, juga akan digelar berbagai macam kegiatan, seperti seminar, parade 1000 hafidz, Malam Ta'aruf, pameran, pawai ta'aruf, dan peluncuran buku.
Menurut dia, para peserta yang menang lomba nantinya akan dikirim ke luar negeri untuk mengikuti MTQ tingkat Internasional. "Nanti para juara ini tidak menutut kemungkinan akan dikirim ke luar negeri untuk mengikuti musabaqah Internasional. Jadi ini sekaligus penyeleksian," ucap Khoiruddin.
Dia menambahkan, pada MTQ kali ini pihaknya telah melakukan terobosan untuk meningkatkan kualitas qori'- qoriah dan hafidz-hafidzah di Indonesia. Setidaknya ada lima reformasi yang dilakukan Kemenag pada pergelaran MTQ Nasional tahun ini.
Kelimanya yaitu diterbitkannya Peraturan Menteri Agama (PMA) tentang Seleksi Tilwatil Qura'n (STQ) dan MTQ, menyediakan alat fingerprint, menyediakan aplikasi e-Maqra, menyediakan aplikasi Musabaqah, dan memberikan layanan publik.
"Kita ingin membuat MTQ ini lebih transparan, sehingga penilai-penilaiannya pun dapat diketahui masyarakat," kata Khoiruddin.
Dia mengatakan perlombaan 13 cabang MTQ Nasional tahun ini akan digelar pada 7 hingga 12 Oktober 2018. Dia mengatakan, peserta akan menekan tombol pengacak soal untuk kemudian diselesaikan sesuai lomba yang dipertandingkan, misalnya hafalan Alquran.
Setelah itu, soal akan terpampang di layar yang bisa disimak hadirin. Sehingga transparan dan bisa diawasi publik secara langsung sehingga kecurangan bisa ditekan. "Peserta dan hadirin sekarang dapat menyimak e-Maqra di layar sehingga dapat turut menyimak soal musabaqah, jadi transparan," katanya.
Sebelum kompetisi dimulai, dia mengatakan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin akan melantik dewan hakim, panitera dan teknisi teknologi informasi MTQ Nasional. Pada penyelenggaraan tahun sebelunya pelantikan hanya meliputi dewan hakim dan panitera karena saat itu belum menggunakan penjurian dengan sistem teknologi informasi.