REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Empat tentara Turki tewas dan lima lainnya terluka dalam serangan di tenggara Provinsi Batman, Turki, Kamis (4/10). Pemerintah setempat menyatakan personel Turki itu terkena bom di tepi jalan.
Pemerintah menyebut militan Partai Pekerja Kurdi (PKK) meledakan bom yang dimodifikasi saat pasukan militer Turki melakukan konvoi di wilayah Gercus. Sebuah operasi sudah diluncurkan untuk menangkap para pelaku.
Turki, Amerika Serikat dan Uni Eropa menyatakan PKK sebagai sebuah organisasi teroris. Dibentuk pada 1978 mereka sudah melancarkan serangan kepada pemerintah sah Turki sejak 1980-an.
Kekerasan dan serangan dari kelompok etnis Kurdi semakin meningkat sejak gagalnya gencatan senjata pada 2015. Secara terpisah, militer Turki mengumumkan sebanyak 13 militan PKK tewas dalam serangan udara di wilayah Avasin-Basyan dan Zap di Irak utara serta di sebelah tenggara Provinsi Siirt, Turki selama dua hari terakhir.
Baca juga, Trump Ancam Sanksi Berat Turki.
Selama beberapa bulan terakhir Turki melancarkan serangan udara ke markas PKK di sebelah utara Irak. Terutama di pangkalan militer mereka di penggunungan Qandil. Turki juga mengancam akan mengerahkan serangan darat ke sana.
Dalam kunjungannya ke Jerman, pada awal bulan Oktober ini Presiden Turki Recep Tayyep Erdogan mengatakan tidak ada PKK dengan kelompok teroris internasional ISIS.
"Kami menganggap kekejaman Daesh (ISIS) yang mana membunuh warga sipil di pasar di Berlin dan pembunuh PKK yang menjadikan Bedirhan berusia 11 bulan sebagai martir bersama ibunya dua bulan lalu, kata Erdogan di Masjid Agung Cologne, seperti lansir dari Anadolu Agency.
Erdogan juga mengatakan saat ini kelompok-kelompok teroris seperti ISIS, PKK dan Organisasi Teroris Fetullah (FETO) menarik anak-anak muda. Ia meminta Uni Eropa untuk lebih tegas lagi memberantas kelompok yang berafiliasi dengan PKK dan FETO.
"Kami tidak akan membiarkan tangan-tangan PKK dan simpatisan FETO mengganggu rakyat kami dan melukai hubungan Turki-Jerman, kami berharap sahabat-sahabat Eropa kami untuk lebih intensif melawan kelompok teror," tambahnya.