REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan kurs rupiah masih berada di zona merah. Bahkan semakin mendekati level Rp 15.200 per dolar AS.
Dilansir Bloomberg hari ini, Jumat (5/10), mata uang Garuda tersebut melemah enam poin atau 0,04 persen siang ini. Dengan begitu bertengger di posisi Rp 15.186 per dolar AS.
Sebelumnya pagi tadi, rupiah juga dibuka melemah 11 poin atau 0,07 persen di Rp 15.190 per dolar AS. Beruntung, sekitar pukul 09.00 WIB, rupiah sempat menguat 12 poin atau 0,08 persen ke Rp 15.167 per dolar AS.
Sayangnya sejam kemudian, kembali melemah ke Rp 15.183 per dolar AS. Sementara, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), nilai tukar rupiah berada di posisi Rp 15.182 per dolar AS. Angka itu lebih lemah dibandingkan kemarin di Rp 15.133 per dolar AS.
Baca juga, Masih Amankan Rupiah Kita?
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail mengatakan, dolar AS indeks diperkirakan bergerak menguat terhadap beberapa mata uang kuat utama dunia lainnya. Kurs euro pun masih mengalami pelemahan terhadap dolar AS seiring pernyataan sejumlah politisi di Italia untuk mendorong Italia keluar dari euro demi perbaiki kondisi ekonomi negara itu.
"Di saat sama, data tenaga kerja di AS turut membantu penguatan dolar AS. Tercatat penyerapan tenaga kerja di sektor swasta AS naik menjadi 230 ribu orang di September, lebih tinggi dibandingkan Agustus yang sebesar 168 ribu," jelas Ahmad di melalui laporan hariannya, Jumat, (5/9).
Maka, kata dia, rupiah diperkirakan melemah pula. Seiring penguatan indeks dolar AS tersebut.
Harga minyak juga kembali naik ke level 76 dolar AS per barel. "Itu kemungkinan turut membebani rupiah," katanya.