REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT mengirimkan bantuan beras bagi korban bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Salah satunya melalui Lumbung Pangan Wakaf (LPW) yang dikelola Global Wakaf dan ACT.
Sebanyak 1.000 ton beras disiapkan dari LPW yang berada di Desa Jipang, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora. LPW ini merupakan bagian dari program Desa Wakaf milik ACT.
Rabu (3/10) kemarin, para pekerja mempersiapkan bantuan tersebut. Hasil dari karung-karung beras yang sudah tersusun rapi ini diangkut menuju tempat pemusatan bantuan beras bernama Distribution Center.
"Beras-beras yang sudah dikemas diantar dulu ke DC yang menjadi pusat bantuan. Baru kemudian beras-beras ini diangkut dengan 125 truk menuju Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya untuk diberangkatkan ke Palu," ujar Koordinator LPW Blora, Yanto, dalam keterangan tertulis yang didapat Republika.co.id, Jumat (5/10).
Beras-beras ini akan diberangkatkan menggunakan Kapal Kemanusiaan milik ACT. Kapal tersebut akan berangkat menuju Palu pada Sabtu (6/10) dengan menempuh perjalanan selama empat hingga lima hari.
Dengan kapal kemanusiaan ini, ACT berharap dapat membantu meringankan beban logistik para penyintas bencana. ACT sendiri sejak bencana terjadi Jumat (28/9) lalu memiliki komitmen akan mengirimkan bantuan sekurangnya 5.000 ton beras. "Kapal Kemanusiaan ACT langsung menuju Palu, Sulawesi Tengah membawa 1.000 ton beras dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Kapal juga mengangkut 500 ton logistik campuran kebutuhan dasar seperti selimut, tenda, genset, air, dan makanan bayi dari Priok, Jakarta," ujar Vice President ACT Insan.
Adanya bantuan ini diharapkan mampu meringankan beban korban gempa dan tsunami di Palu maupun Donggala. Ia menyebut Indonesia bersama Palu dan Donggala.