Jumat 05 Oct 2018 14:49 WIB

Sekitar 1.700 BTS di Sulteng tidak Berfungsi Pascagempa

Renovasi tower BTS sangat bergantung pada masuknya jaringan listrik di Sulteng.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dwi Murdaningsih
Masyarakat di sekitar daerah Kecamatan Sigibiromaru, Kabupaten Sigi memanfaatkan BBM yang tersisa di SPBU Desa Jono, Sigi untuk kendaraan maupun untuk menyalakan listrik yang terputus di wilayah tersebut sejak gempa hingga Kamis (4/10) hari ini.
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Masyarakat di sekitar daerah Kecamatan Sigibiromaru, Kabupaten Sigi memanfaatkan BBM yang tersisa di SPBU Desa Jono, Sigi untuk kendaraan maupun untuk menyalakan listrik yang terputus di wilayah tersebut sejak gempa hingga Kamis (4/10) hari ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyebut setengah dari sekitar 3.500 Base Transceiver Station (BTS) di Sulawesi Tengah (Sulteng) tidak berfungsi pascagempa dan tsunami mengguncang provinsi itu pekan lalu.

"Dari 3.500-an BTS di Sulteng, setengahnya tidak berfungsi," katanya saat ditemui usai Rapat Tingkat Menteri terkait Tindak Lanjut Penanganan Bencana di Lombok, di Kemenko PMK, di Jakarta, Jumat (5/10).

Ia menyebut BTS akan kembali dibangun jika tower roboh. Kendati demikian, kata dia, pembangunan dan renovasi tower BTS sangat bergantung pada masuknya jaringan listrik di Sulteng.

"Pak Jonan (Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral/ESDM) beserta temen-teman PLN sedang mengupayakan listrik masuk (Sulteng) secepatnya. Mudah-mudahan listrik masuk hari ini tanggal 5 Oktober 2018," ujarnya.

Ia berharap listrik bisa mengaliri Sulteng hari ini dibantu dengan suplai genset, kemudian tower BTS yang tidak roboh dan tidak rusak dalam 2-4 jam bisa diaktifkan kembali. Itu karena BTS sebagai infrastruktur telekomunikasi yang memfasilitasi komunikasi nirkabel antara piranti komunikasi dan jaringan operator. Dengan demikian, telekomunikasi dan komunikasi di Sulteng bisa segera pulih dan semakin luas jangkauannya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement