REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- PT Bank Pembangunan Daerah Sumatra Barat atau Bank Nagari mulai menyeriusi rencana konversi menjadi bank syariah sepenuhnya. Sejak semester II 2018 ini, Bank Nagari menggandeng pihak eksternal untuk melakukan survei di lapangan demi menggali preferensi masyarakat Sumatra Barat terkait rencana konversi syariah.
Hasil kajian yang ditargetkan bisa rampung sebelum akhir 2018 ini akan dijadikan dasar perusahaan dalam memutuskan rencana pengembangan pelayanan syariah, apakah dengan konversi atau spin off. "Pemegang saham inginnya tak ada lagi alasan untuk konversi. Namun tidak semudah itu. Kami tahu preferensi masyarakat. Hasilnya kami bawa ke RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)," jelas Sekretaris Perusahaan Bank Nagari, Mardiah, Jumat (5/10).
Selain menggali pandangan dari nasabah dan masyarakat umum di Sumbar, Bank Nagari juga menerbangkan tim ke Lombok untuk melakukan benchmarking dengan Bank NTB yang baru saja melakukan konversi syariahnya. Bank Nagari, lanjut Mardiah, benar-benar ingin belajar dari pihak-pihak yang telah lebih dulu melakukan konversi syariah.
Selain Bank NTB, Bank Nagari juga sempat mengundang Bank Aceh untuk berbagi pengalamannya saat melakukan konversi syariah. "Ke Lombok sekalian memberikan bantuan untuk korban gempa. Intinya, kami di dalam rangka mewujudkan dan menindaklanjuti ini, demi mengetahui keputusan spin off atau konversi," jelas Mardiah.
Direktur Operasional Bank Aceh, Rusydi M Adam, sebelumnya pernah menyatakan kesediannya untuk totalitas membantu Bank Nagari dalam melakukan konversi syariah. Ia memandang, Bank Aceh dan Bank Nagari memiliki kemiripan dari sisi nasabah yang digarap.
Kemiripan keduanya terlihat dari kebudayaan yang nyaris sama, sisi religiusitas yang serupa, dan aspek kepahlawanan antara Aceh dan Minang yang sama-sama kuat. "Kami pikir, kalau Aceh bisa melakukannya, maka Sumbar juga bisa," katanya.
Rencana konversi syariah Bank Nagari sebetulnya sudah bergulir sejak dua tahun terakhir. Namun hingga kini realiasinya berjalan lambat.
Meski pemilik saham tertinggi, yakni Gubernur Sumbar sudah dengan tegas memerintahkan proses konversi berjalan, namun internal Bank Nagari masih berkutat dengan kajian yang tak kunjung usai.