Jumat 05 Oct 2018 23:08 WIB

Malaysia Tangguhkan Sidang Siti Aisyah

Belum ada perkembangan dari pencarian dua perempuan Indonesia.

 Siti Aisyah (kanan) dikawal polisi saat meninggalkan Pengadilan Tinggi Shah Alam, Malaysia.
Foto: AP Photo/Vincent Thian
Siti Aisyah (kanan) dikawal polisi saat meninggalkan Pengadilan Tinggi Shah Alam, Malaysia.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Mahkamah Tinggi Shah Alam mengabulkan permohonan pengacara Gooi & Azura untuk menangguhkan sidang Siti Aisyah dan Doan Thi Huong terkait pembunuhan saudara seayah pemimpin Korea Utara, Kim Jong-nam. Pengacara dari Gooi & Azura, Selvi, mengatakan Mahkamah Tinggi Shah Alam telah mengirimkan persetujuan penangguhan persidangan, Jumat (5/10).

Dalam surat disebutkan terkait pembicaraan kasus kriminalitas Nomor 45B-37-06 tahun 2017 dan 45B-38-06 tahun 2017, jaksa penuntut umum melawan Siti Aisyah dan Doan Thi Huong dalam perkara Mahkamah Majistret Sepang Kasus Penangkapan Nomer 81-3-3-2017 setelah merujuk kepada hakim permohonan penangguhan dikabulkan.

Pengurusan kasus ditetapkan pada Jumat (2/11) pukul 10.30 di hadapan Hakim Dato' Azmi Bin Ariffin di Tingkat 5 Bangunan Utama Komplek Mahkamah Shah Alam sehingga semua diminta hadir. Sebelumnya persidangan dijadwalkan pada 1, 5, 7, 8, 12 dan 13 November, 12, 13 dan 14 Desember, 7 dan 10 Januari kemudian 18 hingga 20 Februari 2018.

Kepala Kantor Investigasi Kriminalitas Kantor Polisi Selangor SAC Fadzil Bin Ahmat dalam pernyataannya Sabtu (1/9) telah memohon bantuan untuk mencari dua warga Indonesia membantu kasus pembunuhan Kim Jong-nam.

Dua warga Indonesia tersebut adalah Raisa Rinda Salma (24 tahun) dengan nomor paspor B2421541 dan Dessy Meyrisinta (33) dengan nomor paspor B0464727. Hingga kini belum ada perkembangan terkait dengan warga Indonesia tersebut.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement