Sabtu 06 Oct 2018 02:46 WIB

Taman Predator Afrika Selatan Buru Pembantai Singa

Petugas mendapati lima ekor singa mati mengenaskan pada saat bersamaan.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Andi Nur Aminah
Salah satu singa afrika jantan yang ditembak mati (ilustrasi)
Foto: Cryptomundo.com
Salah satu singa afrika jantan yang ditembak mati (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, RUSTENBURG -- Taman Predator Akwaaba di Rustenburg, Limpopo, Afrika Selatan, masih memburu para pembantai kejam yang membunuh singa di wilayah mereka. Awal pekan ini, petugas mendapati lima ekor singa mati mengenaskan pada saat bersamaan.

Tim patroli mendapati para hewan sudah tergeletak pada Selasa (2/10) pukul 11.30 siang waktu setempat. Petugas menduga para hewan itu mati diracun pada saat bersamaan Senin (1/10) petang oleh pemburu dengan perencanaan yang matang.

Salah satu singa yang diberi nama Mufasa (berdasarkan karakter film Disney, Lion King) bahkan dibunuh secara brutal. Berbeda dengan empat singa lain yang tubuhnya utuh, bagian wajah dan cakar Mufasa sengaja dimutilasi.

"Bisa jadi para pembantai ini terburu-buru karena mendengar petugas keamanan yang datang sehingga belum sempat melakukan hal sama pada singa lainnya," kata manager taman predator, Bronwyn Moss, seperti dikutip dari laman Mirror.

Moss menduga bagian tubuh itu dijadikan ritual sihir hitam atau merupakan pesanan khusus dari orang tertentu. Apapun alasannya, dia menyebut apa yang dilakukan para pemburu sangat kejam. Akun resmi taman predator bahkan menyebut mereka sebagai monster.

Pihak taman predator tidak mau tinggal diam atas insiden yang mereka sebut tragedi itu. Mereka menawarkan imbalan uang tunai sebesar 110 ribu rand Afrika Selatan (sekitar Rp 113 juta) bagi siapa saja yang bisa memberikan informasi terkait para pemburu. "Kami sangat terguncang karena hal ini bisa terjadi tepat di depan mata kami. Tolong bantu kami menemukan para monster pembunuh ini," tulis akun resmi Taman Predator Akwaaba.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement