Sabtu 06 Oct 2018 06:40 WIB

11 Anjal Terjaring Razia, Ditemukan Lem dan Kontrasepsi

Masyarakat kerap menemukan alat kontrasepsi setiap pagi di bawah jembatan.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Muhammad Hafil
Anak jalanan
Anak jalanan

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDAR LAMPUNG – Razia yang digelar Polsek Tanjungkarang Barat dengan nama Operasi Bina Kusuma berhasil menjaring 11 orang anak jalanan (anjal) yang telah meresahkan masyarakat setempat, Jumat (5/10). Dari 11 anjal tersebut, petugas menemukan barang bukti lem aica aibon dan alat kontrasepsi berupa kondom.

Operasi Bina Kusuma menjari 11 anjal terdiri dari tujuh lelaki dan empat perempuan. Petugas merazia di satu tempat yakni Pasar Bawah Ramayana Jalan Raden Intan Kota Bandar Lampung.

“Razia Operasi Bina Kusuma setelah mendapat laporan keresahan masyarakat setempat dengan banyak anjal yang mengganggu,” kata Kapolsek Tanjungkarang Barat Kompol Hapran, Jumat (5/10).

Menurut dia, masyarakat di sekitar Mal Ramayana resah dengan keberadaan anjal yang semakin banyak dan ramai berkeliaran di toko-toko dan jalan-jalan. Mereka menggunakan lem aica aibon untuk menghirup aromanya dengan tujuan agar dapat menenangkan diri. Selain lem, polisi juga menemukan alat kontrasepsi berupa kondom. Belum jelas kegunaan alat tersebut, masih dalam penyelidikan petugas.

Setelah dibawa ke kantor polisi, 11 anjal tersebut diserahkan kepada orangtuanya dengan catatan tertentu agar tidak mengulangi lagi perbuatannya. Dan sanksi keras, bila kedapatan razia lagi di pinggir jalan.

Pemantauan Republika.co.id di sekitar Jalan Radin Intan, aksi anjal dan kelompok pemuda punk selalu berkeliaran di sekitar mal Ramayana dan Toko Bata. Mereka nongkrong sambil menghirup aroma lem. Selain itu, mereka juga kerap nongkrong sampai tengah malam di jembatan penyeberangan orang (JPO) depan Mal Ramayana.

Tak heran setiap pagi, ada saja masyarakat yang menemukan alat kontrasepsi berupa kondom dibuang di jembatan tersebut. Kondisi tersebut lebih parah lagi ketika malam ahad, alat kontrasepsi selalu berterbaran. Warga yang ingin menggunakan JPO tersebut kerap ketakutan menyeberang dan lebih memilih menyeberang di jalan.

“Kalau lewat jembatan lebih takut dibandingkan menyeberang di jalan, karena banyak yang nongkrong dan orang mengerikan,” kata Wiwik, warga Bandar Lampung yang biasa berbelanja di Ramayana.

Ia berharap polisi atau anggota Satpol PP Kota Bandar Lampung berjaga di JPO depan Ramayana karena daerah tersebut rawan tindak kriminalitas dan penyalagunaan fasilitas publik.

Kompol Hapran mengatakan, razia yang dilakukan dalam rangka operasi cipta kondisi menjelang Pemlihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Pembersihan anjal yang kerap mengganggu ketertiban masyarakat karena mereka sering mengelem (menghirup aroma lem).

“Tempat-tempat biasa nongkrong anjal di teras toko, jembatan, mereka mabol lem dan berbuat mesum,” ujarnya. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement