REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menjamin ketersediaan pasokan listrik di Bali aman. Pasokan listrik terjamin untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan para delegasi pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia (WB) 2018.
"Saya kira kalau masalah pasokan energi primer tidak akan ada masalah, apalagi PLN sudah biasa menggelar event besar seperti Asian Games," kata Jonan, Sabtu (6/10).
Selanjutnya, Jonan meminta PLN meningkatkan keamanan sistem kelistrikan selama acara berlangsung. "Soal sensitivitas sekuriti harus ditingkatkan. Harus maksimum, terutama sampai 14 Oktober. Kalau ada yang tidak berkepentingan dilarang masuk saja," tegas Jonan.
Merespon hal tersebut, Direktur PLN Jawa Bagian Timur Bali Nusa Tenggara (JTBN) Djoko Rahardjo Abimanan mengaku telah mengamankan kesiapan pembangkit untuk sistem kelistrikan di Bali. Djoko memproyeksikan, daya mampu pembangkit masih tersisa 32 persen dari total beban puncak acara sekitar 868 megawatt (MW).
Terlebih lagi, PLN tidak ada rencana pemeliharaan pembangkit di bulan Oktober ini. "Rencana pemeliharaan pembangkit Oktober sudah tak ada karena sudah dilakukan di bulan September," kata Djoko.
Beberapa pemeliharaan yang sudah dilakukan adalah gardu induk, penyambungan transmisi, pekerjaan regu Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB), pekerjaan regu proteksi. Pengoperasian kabel bawah laut dibatasi 150 MW hingga pemasangan suplai 49 UPS dengan total daya 3.421 kVA dan sembilan genset dengan total daya 1.350 kVA di venue-venue dan hotel tempat kepala negara menginap terpasang.