Ahad 07 Oct 2018 12:42 WIB

Rusia, Cina, dan Korut akan Gelar Pertemuan Trilateral

Pertemuan trilateral ini akan membahas denuklirisasi di Semenanjung Korea

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Bendera Cina dan Rusia.
Foto: Wikimedia Commons
Bendera Cina dan Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Rusia, Cina, dan Korea Utara (Korut) akan mengadakan pertemuan trilateral di Moskow pada Selasa (9/10). Pertemuan itu digelar untuk membahas sejumlah isu yang terkait dengan ketiga negara, termasuk perihal denuklirisasi Semenanjung Korea.

“Pada 8 Oktober, konsultasi bilateral di tingkat wakil menteri luar negeri akan diadakan di Moskow dan dihadiri Wakil Menteri Luar Negeri Korut Choe Son Hui. Sementara pada 9 Oktober, konsultasi trilateral antara wakil menteri (luar negeri) Rusia, Korut, dan Cina akan berlangsung,” kata Kedutaan Besar Rusia untuk Korut dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (6/10), dikutip laman kantor berita Rusia TASS.

Menurut pernyataan tersebut, Wakil Menteri Luar Negeri Cina Kong Xuanyou dan perwakilan khusus Cina untuk urusan Semenanjung Korea, akan turut menghadiri pertemuan trilateral di Moskow. Sementara Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Igor Morgulov diharapkan fokus membahas tentang denuklirisasi Semenanjung Korea. Selain itu, ia pun diharapkan dapat berperan dalam meningkatkan hubungan bilateral antara Korut dan Korea Selatan (Korsel).

Denuklirisasi Semenanjung Korea telah menjadi perhatian dunia internasional. Amerika Serikat (AS) adalah negara yang paling vokal dan lantang menyerukan denuklirisasi. Sebab Washington menilai rudal dan nuklir yang dimiliki Korut merupakan ancaman nyata terhadap keamanan negaranya.

Pada 12 Juni lalu, Presiden AS Donald Trump dan pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un telah bertemu untuk pertama kalinya di Singapura. Pertemuan tersebut sengaja digelar guna membahas proses denuklirisasi.

Terdapat empat hal yang disepakati Trump dan Kim. Pertama Korut dan AS setuju menjalin hubungan baru yang mengarah ke perdamaian. Kedua, baik AS maupun Korut setuju untuk membangun rezim yang stabil di Semenanjung Korea.

Ketiga, mengacu pada Deklarasi Panmunjeom (hasil KTT Korut-Korsel), Korut menyatakan berkomitmen melakukan denuklirisasi menyeluruh di Semenanjung Korea. Kemudian terakhir, kedua negara sepakat memulangkan tahanan perang atau tentara yang dinyatakan hilang yang telah teridentifikasi.

Kendati telah menghasilkan kesepakatan, AS menyatakan sanksi terhadap Korut tak akan dicabut. Sanksi baru akan dilepaskan ketika negara tersebut melakukan denuklirisasi secara penuh dan dapat diverifikasi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement