Ahad 07 Oct 2018 19:30 WIB

Jokowi Terima Gelar Bangsawan Tertinggi

Penganugerahan gelar dilakukan di ruang utama Istana Maimoon, Kota Medan.

Sultan Deli Ke-XIV Tuanku Mahmud Arya Lamanjiji Perkasa Alam (kedua kanan) menyerahkan berkas kepada Presiden Joko Widodo (kiri) pada prosesi pemberian gelar adat Melayu Deli, di Istana Maimun, Medan, Sumatera Utara, Ahad (7/10).
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Sultan Deli Ke-XIV Tuanku Mahmud Arya Lamanjiji Perkasa Alam (kedua kanan) menyerahkan berkas kepada Presiden Joko Widodo (kiri) pada prosesi pemberian gelar adat Melayu Deli, di Istana Maimun, Medan, Sumatera Utara, Ahad (7/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menerima gelar bangsawan tertinggi dari Kesultanan Deli. Jokowi menerima gelar Tuanku Sri Indera Utama Junjungan Negeri.

Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Ahad (7/10), menyebutkan penganugerahan gelar dilakukan di ruang utama Istana Maimoon, Kota Medan.

Prosesi pemberian gelar dimulai sekitar pukul 11.00 WIB. Prosesi penganugerahan diawali dengan pemasangan Tengkulok oleh Pemangku Sultan Deli Tengku Hamdy Osman Delikhan Al-Haj.

Setelah itu, prosesi dilanjutkan dengan penyematan pin dan keris oleh Sultan Deli, Tuanku Mahmud Lamantjiji Perkasa Alam. Sultan kemudian menandatanganani Surat Ceri yang kemudian diserahkan kepada Presiden Jokowi.

Prosesi Tepung Tawar menjadi rangkaian prosesi berikutnya. Prosesi ini melibatkan 4 unsur perwakilan, yaitu Sultan Deli, perwakilan Raja-raja Nusantara, Gubernur Sumatera Utara dan perwakilan Alim ulama.

Baca juga, Presiden Jokowi Disambut Ala Raja Korea Kuno di Korsel.

Saat memberikan sambutan, Presiden Jokowi menyampaikan terima kasih atas kehormatan yang diberikan Kesultanan Deli kepadanya.

"Di dalam gelar adat ini saya merasakan terkandung amanah, terkandung tugas berat yang diberikan kepada saya untuk mewujudkan harapan dari Kesultanan Deli, harapan dari kerajaan-kerajaan se-Nusantara," kata presiden. 

"Harapan dari para pemangku adat Indonesia, harapan dari para ulama untuk terus bekerja keras bersama-sama dengan semua elemen bangsa membawa Indonesia bergerak maju, bergotong royong mewujudkan Indonesia yang baldatun thayyibatun wa rabun ghafur," kata Presiden.

Kepala Negara percaya, di dalam kemajuan Indonesia ada tradisi dan kebudayaan bangsa yang menjadi sumber energi besar. Kebudayaan Nusantara yang sangat beragam, sangat kaya nilai-nilai luhur, dan kearifan lokal, menurut Presiden, menjadi kepribadian bangsa dan modal untuk meraih kemajuan.

"Banyak yang berpikir bahwa yang namanya kemajuan itu mengesampingkan budaya, meminggirkan adat istiadat. Tapi bagi Indonesia, bagi kita justru energi utama kemajuan kita adalah kebudayaan," lanjutnya.

Presiden menuturkan banyak bangsa yang menjadi maju karena mengakar kuat pada budayanya. Ia pun mencontohkan beberapa negara seperti Korea Selatan dan India yang bergerak maju tanpa melupakan budayanya.

"Lihat India yang sudah maju dengan berbagai teknologi tapi budayanya tidak ditinggal, bahkan budaya India sudah sangat dikenal di berbagai belahan dunia. Mereka juga bergerak maju dengan mengakar pada budaya," ujarnya.

Oleh karena itu, Presiden mengajak semua pihak Keraton, Kesultanan, Raja, Pemangku Adat se-Nusantara untuk bersama-bersama memajukan kebudayaan Indonesia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement