REPUBLIKA.CO.ID, KUMAI -- Tak cuma menjaga lingkungan maritim, keberadaan hutan mangrove rupanya juga mampu menjaga keselamatan pelayaran. Karena itu, selain melakukan uji petik kelaiklautan kapal penumpang tradisional, Kementerian Perhubungan cq. Ditjen Perhubungan Laut juga menyelenggarakan aksi penanaman 590 pohon mangrove di pesisir pantai Kubu.
Penanaman bibit mangrove juga sebagai rangkaian kegiatan Keselamatan Pelayaran tahun 2018. Kepala Bagian Organisasi dan Humas Ditjen Perhubungan Laut, Gus Rional mengatakan, bahwa kegiatan penanaman tersebut merupakan bentuk dukungan Kementerian Perhubungan kepada pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dalam upaya melestarikan lingkungan di area pantai.
"Disamping itu juga sebagai upaya kita meningkatkan keselamatan pelayaran dan menjaga lingkungan maritim," kata Gus, hari ini.
Gus mengatakan, penanaman mangrove di Pesisir Pantai Kubu Kumai dilakukan bersama masyarakat dan stakeholder seperti unsur TNI, Polri, dan pemerintahan desa setempat.
Gus berharap, penanaman mangrove dapat menjaga dan melestarikan lingkungan maritim masyarakat yang tinggal di pesisir Kumai. "Dengan lingkungan maritim yang terawat dan terjaga, maka ekonomi masyarakat nelayan di daerah ini semakin meningkat," kata Gus.
Tim dari Ditjen Perhubungan Laut juga melakukan aksi penanaman 590 pohon mangrove di pesisir pantai Kubu sebagai rangkaian Keselamatan Pelayaran tahun 2018.
Menurut Gus, mangrove sebanyak 590 batang pohon tersebut ditanam di tiga titik di sepanjang Pesisir pantai Kubu Kumai memiliki makna sebagai simbol dari usia Kotawaringin Barat yang telah menginjak 59 tahun. "Pada kesempatan ini, kami juga mengucapkan selamat ulang tahun untuk Kotawaringin Barat yang ke-59. Semoga jaya selalu," ujar Gus.
Gus juga mengapresiasi upaya KSOP Kelas IV Kumai dan masyarakat di Pesisir Kumai yang memiliki kesadaran tinggi terhadap lingkungan maritimnya. "Kami juga memberikan apresiasi kepada para pemangku kepentingan di Kabupaten Kota Waringin barat, termasuk TNI dan Polri yang memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini," tutup Gus.
Suryana tokoh lingkungan yang juga masyarakat Desa Kubu mengatakan, penanaman mangrove itu, juga untuk mencegah terjadinya abrasi, maupun gelombang tsunami. Selain itu, juga sebagai kawasan pengembangiakan biota laut yang bernilai ekonomis tinggi.
"Ekosistem biota laut di sini bisa berkembang dengan baik. Masyarakat pun menjadi terbantu dengan memperoleh hasil laut sepeti udang, kepiting maupun ikan. Dan ini mampu meningkatkan perekonomian masyarakat Kubu," katanya.
Sebagai informasi, Kampanye Keselamatan Pelayaran merupakan acara rutin tahunan yang diselenggarakan oleh Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub. Pada tahun ini, Kampanye Keselamatan Pelayaran tahun 2018 akan dilaksanakan Senin (8/10) esok di Pelabuhan Kumai, Kalimantan Tengah. Sebelumnya, pada 2017 Kampanye Keselamatan Pelayaran diadakan di Pelabuhan Muara Angke Jakarta.
Adapun acara Kampanye Keselamatan Pelayaran tahun 2018 besok (8/10) direncanakan akan dibuka oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut dan dihadiri oleh Gubernur Kalimantan Tengah, perwakilan perangkat Daerah, UPT di lingkungan Ditjen Hubla dan stakeholder setempat dengan agenda acara penyerahan sertifikat ukur kapal dan pas besar serta pembagian life jacket untuk para nakhoda kapal penumpang tradisional (klotok) di pelabuhan Kumai Kalimantan Tengah.