Senin 08 Oct 2018 01:08 WIB

Kiai Ma'ruf Ingatkan Jangan Sampai Pecah Hanya Karena Pemilu

Dia mengimbau masyarakat tidak menyebar hoaks atau berita bohong

Rep: Muhyiddin/ Red: Hazliansyah
Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin memberikan sambutan saat menghadiri penutupan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PP IPPNU) di Jakarta, Ahad (7/10).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin memberikan sambutan saat menghadiri penutupan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PP IPPNU) di Jakarta, Ahad (7/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Wakil Presiden nomor urut 01, KH Ma'ruf mengingatkan agar masyarakat Indonesia tidak terpecah belah hanya karena adanya Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2019. Hal ini disampaikan Kiai Ma'ruf saat menutup acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) IPPNU di Hotel Bintang, Senen, Jakarta Pusat, Ahad (7/10).

"Masalah yang paling dekat kita hadapi ada Pileg dan Pilpres. Oleh karena itu harus kita jaga agar Pileg dan Pilpres itu tidak menimbulkan perpecahan terhadap bangsa dan negara kita. Jangan sampai karena kita memilih Caleg dan Capres bangsa ini pecah," ujar Kiai Ma'ruf dalam sambutannya.

Dia pun mengimbau agar masyarakat tidak menyebar hoaks atau berita bohong di tahun politik. Karena, menurut dia, hoaks juga dapat memecah belah bangsa ini.

"Jangan ada di dalam menghadapi ini ada ujaran kebencian, ada hoaks, salah satu yang kita hadapi itu hoaks, yaitu kebohongan," ucap Ketua Umum MUI ini.

Dia mencontohkan seperti kasus hoaks terbaru yang dibuat aktivis Ratna Sarumpaet. Menurut dia, kasus itu menggambarkan betapa bahayanya hoaks.

Karena itu, kata dia, sebelumnya MUI Pusat bahkan sempat mengeluarkan fatwa untuk mencegah hoaks, yaitu Fatwa Medsosiyah.

"Jadi saya pikir ini masalah ya, sampai majelis ulama itu mengeluarkan fatwa bermuamalah melalui medsos, namanya muamalah medsosiyah," kata Kiai Ma'ruf.

Menurut dia, Fatwa Medososiyah itu dikeluarkan MUI karena media sosial sudah banyak disalahgunakan oleh masyakarat.

"Karena medsos ini disalahgunakan, ada fitnah, ujaran kebencian. Karena itu mari kita jangan sampai kita ikut terjebak, tapi kita juga harus waspada terhadap informasi yang tidak benar," jelas Pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi, Tanara, Banten ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement