Senin 08 Oct 2018 04:17 WIB

Jokowi Minta Korban Bencana Sulteng Tawakkal kepada Allah

Masyarakat juga harus berikhtiar untuk menatap masa depan

Rep: Muhyiddin/ Red: Hazliansyah
Presiden Joko Widodo usai meninjau proses evakuasi korban jenazah di Hotel Roa Roa, Palu, Sulawesi Tengah (3/10).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Presiden Joko Widodo usai meninjau proses evakuasi korban jenazah di Hotel Roa Roa, Palu, Sulawesi Tengah (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo telah mengunjungi lokasi gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah untuk membuat kebijakan yang cepat dan tepat sasaran. Dia meminta kepada para korban bencana selamat untuk selalu bertawakkal atau berserah diri kepada Allah dalam menghadapi bencana tersebut.

"Ya ini sebuah ujian, sebuah cobaan dari Allah SWT yang kita semua harus sabar, harus lebih tawakkal, kita berikhtiar, tapi apapun kita harus berserah diri kepada Allah," ujar Jokowi saat diwawancara dalam talk show yang ditayangkan Jak TV, Ahad (7/10) malam.

Menurut Jokowi, ia selalu menyampaikan kepada korban bencana di Palu, Donggala, dan Sigi agar sabar menerima ujian dan cobaan tersebut. Namun, kata dia, masyarakat juga harus berikhtiar untuk menatap masa depan.

"Saya selalu menyampaikan kesabaran dalam menerima ujian dan cobaan ini, tetap sabar tapi juga ikhtiar," ucapnya.

Dia menuturkan, dalam menangani bencana gempa dan tsunami di Sulteng itu sangat berbeda dengan bencana lainnya. Karena, menurut dia, kerusakan yang ditimbulkan cukup parah dan jumlah korbannya sangat banyak.

Sampai saat ini, kata dia, kurang lebih ada 1.600-an yang meninggal dan ribuan yang mengalami luka-luka.

Selain itu, kata dia, infrastruktur yang ada juga banyak sekali yang rusak, sehingga sempat menghambat bantuan yang akan diberikan. Namun, dia bersyukur secara perlahan akhirnya bisa terkondisikan.

"Tapi Alhamdulillah sedikit demi sedikit bisa diperbaiki. Tetapi yang kita lihat memang masyarakat betul-betul syok," kata Jokowi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement