REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1, KH Ma'ruf Amin menegaskan pihaknya tidak akan mengambil keuntungan dari kasus hoaks Ratna Sarumpaet. Hal itu disampaikan menanggapi isu adanya pendukung Prabowo-Sandi yang beralih dukungan pascakasus hoaks tersebut.
"Enggak lah, kita tidak memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Itu tidak boleh, kita fair saja," ucapnya, Ahad (7/10).
Menanggapi isu adanya pendukung pasangan Prabowo-Sandi yang beralih dukungan pascakasus hoaks, KH Ma'ruf Amin enggan banyak berkomentar. "Ya saya kira wajar saja karena menjadi kecewa, mungkin ya," katanya.
Baca juga: Hasto: Kampanye Berbasis Program Jokowi Diterima Masyarakat
Sebelumnya Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) Djayadi Hanan menilai, kasus hoaks Ratna Sarumpaet tak akan mengurangi elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Menurut dia, pemilih pasangan nomor urut 02 itu sudah solid.
Ia mengatakan, secara umum pemilih Prabowo merupakan masyarakat yang tak puas dengan kinerja pemerintah di bawah Presiden Joko Widodo (Jokowi). Artinya, mereka akan tetap menganggap Prabowo sebagai pilihan alternatif.
"Karena pemilih Prabowo sebagian besar adalah yang anti-Jokowi. Apa pun yang dilakukan Prabowo, mereka akan punya pembenaran," kata dia di Kantor SMRC, Cikini, Jakarta Pusat, Ahad (7/10).
Meski begitu, Djayadi menambahkan, kasus hoaks itu membuat citra Prabowo menjadi negatif. Pasalnya, selama ini Prabowo selalu dikesankan sebagai pemimpin yang kuat, paham dengan masalah, serta mengerti dengan intelijen, mengingat latar belakangnya sebagai tentara.
Dengan adanya isu hoaks Ratna Saarumpaet, Prabowo akan kesulitan menambah suara dari masyarakat yang belum memilihnya.