Senin 08 Oct 2018 13:24 WIB

Jejak Khashoggi Sebelum Diduga 'Dibunuh' di Konsulat Saudi

Saudi membantah klaim pejabat keamanan Turki soal pembunuhan Khashoggi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Jamal Khashoggi.
Foto: AP
Jamal Khashoggi.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi, masih belum diketahui keberadaan dan kondisinya. Ia dilaporkan hilang saat mengunjungi gedung konsulat jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober.

Dua pejabat kepolisian Turki mengklaim, Khashoggi dibunuh di dalam gedung konsulat. Keyakinan itu berdasarkan investigasi polisi dan intelijen yang meneliti kamera pengawas (CCTV) serta informan di dalam gedung konsulat. 

Namun, klaim tersebut segera dibantah pejabat konsulat Saudi di Istanbul. Putra Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman mempersilahkan Turki untuk masuk ke konsulat buat membuktikan klaimnya tersebut.

 

Lantas, siapa sebenarnya Khashoggi?

Khashoggi (60 tahun) adalah salah satu wartawan kondang Saudi. Ia telah meniti karier dalam bidang jurnalistik selama hampir 30 tahun. Selama masa tersebut, ia malang melintang di berbagai media massa, baik domestik maupun internasional.

Baca juga, Arab Saudi Izinkan Turki Geledah Kantor Konsulat di Istanbul.

Seperti dilaporkan laman Aljazirah, Khashoggi menimba ilmu jurnalisme di Indiana University, Amerika Serikat (AS). Ia memulai kariernya sebagai koresponden untuk surat kabar berbahasa Inggris, Saudi Gazette.

Pada 1987 hingga 1990, ia bekerja untuk surat kabar Asharq al-Awsat yang berbasis di London dan Saudi. Khashoggi juga menghabiskan delapan tahun kariernya untuk menulis di koran pan-Arab, Al-Hayat.

Pada 1999, Khashoggi terpilih menjadi wakil editor untuk koran yang dikelola Pemerintah Saudi, Arab News. Ia menduduki posisi tersebut selama empat tahun. Ia pun sempat mengisi posisi pemimpin redaksi di koran Al-Watan. Namun jabatan itu hanya diembannya sekitar dua bulan sebelum dipecat tanpa penjelasan pada 2003.

Khashoggi kemudian menjadi penasihat media untuk Pangeran Turki bin Faisal, yang merupakan mantan kepala Direktorat Intelijen Umum Arab Saudi. Pangeran Turki bin Faisal juga pernah menjabat sebagai duta besar Saudi untuk AS pada 2005 hingga 2006.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement