Senin 08 Oct 2018 14:53 WIB

JK: ASN Harus Dibekali Dengan Manajemen Krisis Pasca Bencana

Dalam kondisi krisis, rakyat butuh kepemimpinan, butuh pemerintah.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolanda
Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla.
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mendorong agar Aparatur Sipil Negara (ASN) dibekali dengan manajemen krisis yang baik, terutama dalam menghadapi bencana. Menurutnya, ketika terjadi bencana dan krisis masyarakat membutuhkan kepemimpinan. 

"Tentu ini juga menjadi suatu pertanyaan, kalau keadaan kritis hilang pemerintahan atau pemerintahan tidak muncul," ujar Jusuf Kalla dalam pidatonya ketika memberikan pembekalan kepemimpinan kepada Lembaga Adminiatrasi Negara (LAN) di Istana Wakil Presiden, Senin (8/10).

Adapun ketika meninjau kondisi korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, Jusuf Kalla mengatakan, semua kontrol bantuan dipegang oleh tentara. Sementara, pemerintah daerah seolah tidak muncul membantu masyarakatnya. 

"Semua bantuan lewat Korem, satgas lewat Korem, yang mengatur tentara, ke mana aparat sipil? Ke mana kantor gubernur? Ke mana kantor walikota? Tentu di samping itu mereka juga ada yang kena pemerintahanya, di samping mungkin juga karena sebab-sebab khusus," kata Jusuf Kalla. 

Sebab-sebab khusus yang dimaksud oleh Jusuf Kalla yakni terputusnya koneksi telekomunikasi, dan jaringan listrik. Jusuf Kalla menilai, para ASN sudah termanjakan dengan teknologi. Sementara, tentara bisa bertahan di tengah krisis karena mereka memiliki garis komando yang kuat. 

Jusuf Kalla menegaskan, ASN memang tidak mempunyai manajemen seperti tentara. Namun wakil presiden mendorong agar sejak sekarang LAN dapat memberikan pelajaran manajemen krisis.

"Karena justru dalam krisis itu, rakyat butuh kepemimpinan, butuh pemerintah, apapun traumanya, makin trauma kalau tidak ada pemimpin," ujar Jusuf Kalla.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement