REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mendorong agar Aparatur Sipil Negara (ASN) dibekali dengan manajemen krisis yang baik, terutama dalam menghadapi bencana. Menurutnya, ketika terjadi bencana dan krisis masyarakat membutuhkan kepemimpinan.
"Tentu ini juga menjadi suatu pertanyaan, kalau keadaan kritis hilang pemerintahan atau pemerintahan tidak muncul," ujar Jusuf Kalla dalam pidatonya ketika memberikan pembekalan kepemimpinan kepada Lembaga Adminiatrasi Negara (LAN) di Istana Wakil Presiden, Senin (8/10).
Adapun ketika meninjau kondisi korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, Jusuf Kalla mengatakan, semua kontrol bantuan dipegang oleh tentara. Sementara, pemerintah daerah seolah tidak muncul membantu masyarakatnya.
"Semua bantuan lewat Korem, satgas lewat Korem, yang mengatur tentara, ke mana aparat sipil? Ke mana kantor gubernur? Ke mana kantor walikota? Tentu di samping itu mereka juga ada yang kena pemerintahanya, di samping mungkin juga karena sebab-sebab khusus," kata Jusuf Kalla.
Sebab-sebab khusus yang dimaksud oleh Jusuf Kalla yakni terputusnya koneksi telekomunikasi, dan jaringan listrik. Jusuf Kalla menilai, para ASN sudah termanjakan dengan teknologi. Sementara, tentara bisa bertahan di tengah krisis karena mereka memiliki garis komando yang kuat.
Jusuf Kalla menegaskan, ASN memang tidak mempunyai manajemen seperti tentara. Namun wakil presiden mendorong agar sejak sekarang LAN dapat memberikan pelajaran manajemen krisis.
"Karena justru dalam krisis itu, rakyat butuh kepemimpinan, butuh pemerintah, apapun traumanya, makin trauma kalau tidak ada pemimpin," ujar Jusuf Kalla.