REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara memastikan luas hutan di lereng gunung Ungaran yang terbakar sejak Ahad (7/10) pagi mencapai 7,5 hektare. Kendati secara visual lokasi yang terbakar sudah tidak mengepulkan asap, hari ini petugas Perhutani bersama masyarakat dan potensi relawan tetap melanjutkan upaya pemadaman.
"Hal ini untuk memastikan tidak ada sisa bara yang bisa memicu kembali kobaran api," ungkap Asper Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Ambarawa, KPH Kedu Utara, Arif Dwi Haryanto, Senin (8/10).
Ia mengungkapkan, hutan yang terbakar di lereng gunung Ungaran kali ini berada di petak 6.A1 RPH Lempuyangan, yang masuk wilayah Desa Sidomukti, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Kebakaran ini, jelasnya, diketahui kali pertama Ahad sekitar pukul 09.26 WIB, saat petugas Perhutani tengah melakukan patroli bersama- sama dengan para relawan siaga kebakaran hutan dari basecamp Mawar. Cuaca yang cukup terik serta hembusan angin kencang mengakibatkan kobaran api cepat meluas.
"Apalagi semak- semak di kawasan hutan yang terbakar sebelumnya telah mengering, hingga mudah terbakar," kata Arif
Upaya pemadaman api, lanjutnya, dilakukan bersama masyarakat serta relawan Sakpala, LMDH Ardi Sidomukti serta BPBD Kabupaten Semarang dengan total melibatkan sedikitnya 48 orang.
Ketua Solidaritas Anak Kluwihan Peduli Alam (Sakpala), Arun Muhtarom yang dikonfirmasi menambahkan, potensi kebakaran hutan di lereng gunung Ungaran ini sebenarnya telah diantisipasi sejak dini. Hampir sepekan ini, KPH Kedu Utara bersama pengelola basecamp pendakian gunung Ungaran telah menutup seluruh jalur pendakian guna mengurangi resiko terjadinya kebakaran hutan.
Bahkan dilaksanakan patroli bersama antara petugas Perhutani dengan masyarakat serta potensi relawan yang ada di wilayah gunung Ungaran untuk memantau kebakaran hutan. Namun faktor alam memang sulit diprediksi, apalagi pada musim kemarau seperti sekarang ini. Kenyataannya muncul api di lokasi semak dan tanaman perdu yang telah telah mengering.