Senin 08 Oct 2018 19:35 WIB

Bertemu Langsung, Menlu Cina Protes Pompeo

Cina menilai AS telah meningkatkan gesekan perdagangan dengan Beijing.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Luar Negeri AS Mike Richard Pompeo tiba di Gedung Pancasila untuk melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Sabtu (4/8).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Menteri Luar Negeri AS Mike Richard Pompeo tiba di Gedung Pancasila untuk melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Sabtu (4/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo bertemu Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi di Beijing, Senin (8/10). Mereka bertemu saat hubungan bilateral kedua negara sedang memanas akibat perang dagang dan kebijakan luar negeri masing-masing.

Pompeo dan Wang bertemu di Diaoyutai Guest House. Suasana dingin serta canggung terasa ketika keduanya bersalaman dan saling berbasa-basi di hadapan awak media. Berbeda dengan Pompeo yang masih mengumbar senyum, Wang memunculkan ekspresi wajah lebih datar.

Saat memberi keterangan pers bersama Pompeo, Wang, tanpa tedeng aling-aling memprotes kebijakan-kebijakan AS yang secara langsung membidik Cina, termasuk dalam bidang perdagangan.

"Baru-baru ini, pihak AS telah terus-menerus meningkatkan gesekan perdagangan terhadap Cina, negara itu juga telah mengadopsi serangkaian tindakan pada masalah Taiwan yang membahayakan hak dan kepentingan Cina, serta membuat kecaman tanpa dasar terhadap kebijakan domestik dan luar negeri Cina," kata Wang.

AS dan Cina memang tengah terlibat perang dagang. Kedua negara telah meningkatkan tarif impor untuk membidik barang-barang atau komoditas dari negara masing-masing.

Beijing pun telah mengecam AS karena menjual peralatan militer senilai 330 juta dolar AS kepada Taiwan. Cina menganggap langkah tersebut sebagai ancaman langsung terhadap keamanannya. Sebab bagaimanapun Cina memandang Taiwan sebagai sebuah provinsi yang memberontak.

"Kami percaya ini telah menjadi serangan langsung terhadap rasa saling percaya kami dan telah membayangi hubungan Cina-AS. Kami menuntut pihak AS menghentikan tindakan salah semacam ini," ujar Wang.

Baca juga, AS Sanksi Cina karena Beli Sukhoi dan Senjata Rusia.

Ia secara tegas mendesak AS menghentikan penjualan senjata kepada Taiwan. Ia juga meminta AS memutus kunjungan resmi dan hubungan militer dengan Taiwan.

Wang pun sempat menyinggung masalah denuklirisasi Semenanjung Korea. "Saya tahu bahwa selama kunjungan Anda (Pompeo), Anda juga ingin bertukar pandangan dengan Cina mengenai masalah keamanan regional, termasuk situasi di Semenanjung Korea," ucapnya.

Terkait hal tersebut, Wang berpendapat Cina dan AS harus memperkuat komunikasi dan kerja sama. Dengan demikian, kedua negara dapat memenuhi tanggung jawab yang dipercayakan komunitas internasional, termasuk dalam proses penyelesaian denuklirisasi Semenanjung Korea. 

Wang mengatakan, kerja sama kedua negara harus didukung hubungan bilateral yang sehat dan stabil. Ia berharap kunjungan Pompeo dapat memainkan peran positif dalam mewujudkan tujuan itu.

Pompeo pada gilirannya mengakui bahwa terdapat perselisihan mendasar dalam hubungan Cina dengan AS. Namun ia tak memberi keterangan secara detail perihal perselisihan tersebut.

"Kami memiliki kekhawatiran besar tentang tindakan yang telah diambil Cina, dan saya berharap memiliki kesempatan untuk membahasnya masing-masing hari ini karena ini adalah hubungan yang sangat penting," ujar Pompeo.

Laut Cina Selatan

Memanasnya hubungan Beijing dan Washington tak hanya dipicu perang dagang dan keputusan AS menjual peralatan militer kepada Taiwan. Kedua negara juga terlibat perselisihan perihal klaim di Laut Cina Selatan.

Cina diketahui telah mengklaim hampir seluruh wilayah perairan strategis itu sebagai bagian dari teritorialnya. Namun klaim itu ditentang AS, termasuk negara-negara Asia Tenggara.

Belum lama ini, AS menerbangkan pesawat pengebom B-52 berkekuatan nuklir di atas Laut Cina Selatan. Hal itu dilakukan AS agar Cina menyadari bahwa kebebasan navigasi masih berlaku di wilayah tersebut. Namun Cina mengecam keras tindakan AS karena dinilai provokatif.

Pekan lalu, Wakil Presiden AS Mike Pence menuding Cina berencana melemahkan pemerintahan Presiden AS Donald Trump. Cina, kata Pence, menggunakan kekuatannya untuk mengintervensi kebijakan domestik dan politik AS.

Pence mengklaim, Cina memang tak menghendaki Trump menjabat sebagai presiden AS. Ia berpendapat Beijing menginginkan presiden yang berbeda. Tudingan Pence tersebut kian memperuncing hubungan kedua negara.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement