Selasa 09 Oct 2018 07:20 WIB

Erdogan Minta Saudi Buktikan Khashoggi Tinggalkan Konsulat

Kasus ini mungkin akan memperdalam perpecahan antara Turki dan Arab Saudi.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Aktivitas di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, Senin (8/10), 2018.
Foto: AP Photo/Lefteris Pitarakis
Aktivitas di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, Senin (8/10), 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin (8/10) meminta Riyadh membuktikan klaimnya yang mengatakan wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi telah meninggalkan konsulat Arab Saudi di Istanbul. Khashoggi sebelumnya dinyatakan hilang sejak pekan lalu.

Hilangnya Khashoggi, yang pernah menjadi seorang editor surat kabar terkemuka di Arab Saudi, telah memicu kekhawatiran global. Beberapa sumber di Turki mengatakan pihak berwenang yakin Khashoggi terbunuh di dalam konsulat.

Baca Juga

Khashoggi meninggalkan Arab Saudi tahun lalu. Ia mengatakan ia khawatir akan adanya ancaman karena kritik tajamnya terhadap kebijakan Saudi dalam perang Yaman dan penindasan Saudi terhadap perbedaan pendapat di dalam negeri.

Khashoggi diketahui memasuki konsulat Arab Saudi di Istanbul pada Selasa (2/10) lalu untuk mendapatkan dokumen bagi rencana pernikahannya. Para pejabat Saudi mengatakan Khashoggi pergi tidak lama kemudian. Namun tunangannya, yang menunggu di luar gedung konsulat, mengatakan dia tidak pernah keluar.

"Kami harus mendapatkan hasil dari penyelidikan ini sesegera mungkin. Para pejabat konsulat tidak dapat menyelamatkan diri mereka hanya dengan mengatakan 'dia (Khashoggi) telah pergi'," kata Erdogan dalam sebuah konferensi pers di Budapest.

Erdogan, yang mengatakan dia secara pribadi terus mengikuti kasus tersebut, menambahkan Turki tidak memiliki dokumen atau bukti mengenai kasus itu. Dua sumber Turki mengatakan kepada pemerintah Turki Khashoggi diduga sengaja dibunuh di dalam konsulat. Pandangan serupa juga disampaikan oleh salah satu penasihat Erdogan, Yasin Aktay, yang juga teman dekat Khashoggi.

Pejabat Saudi di konsulat membantah Khashoggi telah terbunuh di dalam gedung dan mengatakan tuduhan itu tidak berdasar. Konsulat juga membantah Khashoggi telah diculik.

NTV melaporkan pada Senin (8/10), Turki telah meminta izin melakukan penyelidikan di konsulat Arab Saudi di Istanbul. Seorang pejabat Turki juga mengatakan utusan Arab Saudi untuk Ankara telah dipanggil ke kementerian luar negeri untuk kedua kalinya pada Ahad (7/10).

"Telah disampaikan kepadanya kami mengharapkan koordinasi penuh dalam proses penyelidikan," kata pejabat itu.

Pada Ahad (7/10), Erdogan mengatakan pihak berwenang akan memeriksa kamera pengawas di bandara sebagai bagian dari proses penyelidikan. Konsulat Arab Saudi di Istanbul telah mengizinkan wartawan Reuters untuk memasuki gedung pada Sabtu (6/10) dalam upaya untuk menunjukkan Khashoggi tidak ada di tempat itu.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump turut menyampaikan keprihatinan pemerintahannya atas hilangnya Khashoggi. Ia mengaku sangat terganggu oleh laporan tentang nasib jurnalis tersebut.

"Saya khawatir tentang hal itu. Saya tidak suka mendengar tentang hal itu. Dan semoga masalah itu dapat diselesaikan. Sekarang tidak ada yang tahu tentang kasus itu, tetapi ada beberapa cerita buruk yang terdengar. Saya tidak suka itu," ujar Trump kepada wartawan di Gedung Putih.

Khashoggi sering terlihat di acara bincang-bincang politik di jaringan televisi satelit Arab sebagai bintang tamu. Ia juga pernah menjadi penasihat Pangeran Turki al-Faisal, mantan kepala intelijen, dan duta besar Saudi untuk AS dan Inggris.

Kasus ini mungkin akan memperdalam perpecahan antara Turki dan Arab Saudi. Hubungan keduanya telah merenggang setelah Turki mengirim pasukan ke Qatar tahun lalu setelah sejumlah negara, termasuk Arab Saudi, memberlakukan embargo terhadap Doha.

Baca juga: Khashoggi, Jurnalis Saudi yang Ditolak Negaranya

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement