Selasa 09 Oct 2018 10:37 WIB

Muslim di Pallisa-Kibuku akan Miliki 30 Masjid Baru

Puluhan tahun masyarakat Muslim Pallisa-Kibuku di Uganda memimpikan masjid.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ani Nursalikah
Pemimpin Muslim saat meresmikan masjid di Pallisa, Uganda.
Foto: Daily Monitor/MUDHANGA KOLYANGA
Pemimpin Muslim saat meresmikan masjid di Pallisa, Uganda.

REPUBLIKA.CO.ID, KAMPALA -- Setelah puluhan tahun masyarakat Muslim di distrik Pallisa dan Kibuku, Uganda menanti pembangunan masjid, kini impian mereka akan segera terwujud. Sebuah lembaga sosial masyarakat (LSM) berbasis agama bernama Good Hope Foundation membangun sebanyak 30 masjid di Pallisa dan Kibuku untuk warga Muslim.

Direktur Good Hope Foundation Hussein Mwase mengatakan membangun masjid setelah menyadari umat Islam setempat membutuhkan rumah ibadah. "Komunitas Muslim memiliki tantangan terhadap masjid dan mereka meminta kami  mendukung dan memang impian mereka telah dijawab," kata Mwase seperi dilansir di Daily Monitor, Selasa pagi (9/10).

Menurut Mwase, pembangunan 30 masjid merupakan tonggak besar bagi komunitas Muslim di dua distrik tersebut. Pembangunan masjid akan memberikan semangat kepada warga Muslim untuk terus meningkatkan kualitas ibadah.

Ia pun menegaskan, pembangunan masjid oleh lembaga yang dia pimpin tidak dimaksudkan untuk menyebarkan ketidakamanan di Uganda seperti yang dituduhkan beberapa pejabat. Good Hope Foundation juga sama sekali tidak bermitra dengan pihak-pihak yang menjadi musuh pemerintah.

“Kami hanya bermitra dengan pengembang. Kami melakukan semua kegiatan sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Dewan Tertinggi Muslim Uganda,” ujarnya.

Bulan lalu, Menteri Kepresidenan Uganda Esther Mbulakubuza Mbayo menyatakan pemerintah sedang menyelidiki beberapa LSM yang memicu ketidakamanan negara. Good Hope Foundation sejauh ini tercatat telah membangun 700 masjid, 50 klinik, serta 200 lubang bor di seluruh Uganda.

Namun, Wakil Mufti Syekh Ali Mohammad Waiswa memuji LSM yang mengadakan kegiatan untuk mendukung komunitas Muslim serta mendesak pemerintah Uganda untuk memberikan dukungan. “Apa yang mereka lakukan adalah bagian dari sebuah fundamental komunitas Muslim serta non-Muslim,” kata Waiswa.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement