REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kementerian Agama (Kemenag) dan UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang sukses menyelenggarakan Malang Mengaji (Mengasah Jati Diri) Indonesia, Senin malam (8/10). Kegiatan yang bertujuan menciptakan sinergi antar anak bangsa ini berhasil mengumpulkan 8.000 mahasiswa dan civitas akademika UIN dan kampus lainnya.
"Jadi di kegiatan ini Pak Menteri (Menteri Agama) ingin ada sinergi, maka kita undang delapan bupati yang diwakili wakilnya. Kita undang juga lintas agama, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Di sini diinginkan agar ada sinergi antara anak bangsa agar tidak tercabik ke depannya," ujar Ketua Panitia Penyelenggara Malang Mengaji, Syaiful Musthofa saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (9/10).
Kegiatan ini sebenarnya sudah keempat kalinya diadakan Kemenag di sejumlah kampus Islam. Sebelumnya, acara serupa dilaksanakan di UIN Sunan Ampel Surabaya, UIN Medan dan IAIN Tulungagung. Secara keseluruhan, kata Syaiful, kegiatan ini memberikan hasil dan wawasan yang bagus terutama kalangan mahasiswa.
Menurut Syaiful, acara keempat kalinya memiliki harapan supaya mahasiswa memiliki pengetahuan dan dorongan untuk menjaga rumahnya sendiri, Indonesia. Sebab, tak ada yang tahu bagaimana nasib para mahasiswa di masa depannya. Beberapa di antaranya bisa menjadi pemimpin daerah maupun negara, pengusaha dan sebagainya.
"Ketika lulus, kita tahu yang sudah tua pasti meninggal. Jadi merekalah yang harus jaga dan kawal rumah kita dengan baik," kata Syaiful.
Syaiful yakin, para mahasiswa kelak akan menjadi tokoh penting setidaknya dalam segmen masyarakat masing-masing. Untuk itu, ia sangat menekankan agar mereka dapat menjaga Indonesia sebaik mungkin. Harus berupaya supaya tidak ada oknum yang mengotori dan meludahi negerinya sendiri.
"Selama ini kan ada yang meludahi dan mengotori rumahnya sendiri. Itu kan ada, oknum. Jadi ya kita harapkan agar mahasiswa kita ini menjadi bagian yang bisa merawat mengecat dan mengawal rumah (Indonesia) kita ini dengan baik," katanya.