Selasa 09 Oct 2018 15:39 WIB

Pemerintah Filipina Tepis Kabar Duterte Idap Kanker

Kondisi medis Duterte dirahasiakan.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Presiden Filipina Rodrigo Duterte saat KTT ASEAN Cina ke-20 di Manila, Filipina, Senin (13/11).
Foto: Linus Escandor/Pool Photo via AP
Presiden Filipina Rodrigo Duterte saat KTT ASEAN Cina ke-20 di Manila, Filipina, Senin (13/11).

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Pemerintah Filipina pada Selasa (9/10) menyatakan Presiden Filipina Rodrigo Duterte tidak mengidap kanker. Baru-baru ini publik menuntut informasi tentang kesehatan Duterte setelah pria 73 tahun itu tidak menghadiri dua acara resmi pekan lalu.

"Dia mengungkapkan kepada kami bahwa hasil tes itu negatif, salah satu tes itu mengambil sampel dari ususnya," ujar Eduardo Ano, pejabat kementerian dalam negeri, kepada wartawan, dikutip Aljazirah.

Ano mengatakan Duterte mengungkap hal tersebut dalam pertemuan kabinet pada Senin (8/10) malam. Duterte telah melakukan kunjungan tak terjadwal ke rumah sakit ketika dokter memintanya untuk mengulangi prosedur pemeriksaan saluran pencernaan tiga minggu setelah tes serupa.

Juru bicara Duterte, Harry Roque, dalam media briefing mengatakan kondisi Duterte 'tidak serius' dan akan tetap menjadi rahasia. Ia menolak untuk mengkonfirmasi atau menyangkal pernyataan Ano tentang kesehatan Duterte.

"Presiden akan mematuhi Konstitusi, tetapi karena tidak serius, ia akan membiarkan kondisi medisnya rahasia," kata Roque yang menolak memberikan rincian hasil tes kesehatan Duterte.

"Mari kita tunggu pengungkapannya. Apa pun yang bersifat rahasia dapat diabaikan oleh orang itu sendiri," kata dia menambahkan.

Kamis (5/10) lalu, Duterte mengakui dia mungkin mengidap kanker dan mengatakan dia akan menjalani tes endoskopi dan kolonoskopi. Kedua tes itu bertujuan untuk mendiagnosis kelainan pada saluran pencernaan dan usus besar.

"Saya tidak tahu bagaimana saya sekarang secara fisik, tetapi saya harus menunggu. Saya akan memberi tahu Anda apakah ini kanker, ini kanker," ujar Duterte.

Konstitusi Filipina mengatur agar publik diberitahu tentang keadaan kesehatan seorang presiden yang berkuasa, jika kondisinya serius. Jika presiden meninggal dunia, cacat permanen, atau dimakzulkan saat masih menjabat, maka wakil presiden akan menggantikan posisinya sampai masa jabatannya habis.

Wakil Presiden Leni Robredo, seorang pemimpin oposisi, dipilih secara terpisah pada 2016. Ia dapat memicu ketidakpastian dalam proses suksesi dalam iklim politik Filipina yang sangat terpolarisasi.

Kesehatan Duterte juga menimbulkan spekulasi setelah ia menghilang dari pandangan publik selama seminggu terakhir di tahun lalu, tetapi pembantunya menolak rumor tentang kondisi medisnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement