REPUBLIKA.CO.ID, OLEH MUHAMMAD MUSLIH AZIZ
Hari itu, Amirul Mukminin Abdul Malik bin Marwan, seorang khalifah di masa bani Umayyah, berhasrat untuk menunaikan haji ke Baitullah al-Haram dan berziarah ke Maqbarah Nabi SAW yang mulia. Rombongan kekhalifahan ini pun bertolak dari Damaskus ke Madinah al-Munawarah. Setiap kali singgah di suatu tempat, mereka beristirahat dan sekaligus mengadakan majelis ilmu.
Setiba di Madinah al-Munawarah, Amirul Mukminin menuju tempat suci untuk memberi salam kepada penghuninya, Nabi Muhammad SAW. Dalam tafakur selepas shalat dua rakaat di Raudhah asy-Syarifah, beliau merasakan kesejukan, ketenangan, dan ketenteraman jiwa yang belum pernah beliau rasakan sebelumnya. Ingin rasanya beliau memperpanjang waktu kunjungannya di kota Rasulullah itu seandainya ada waktu luang.
Bagi sang Khalifah, ada pemandangan yang berkesan dan menarik saat melewati di dalam Masjid Nabawi, yaitu banyaknya halaqah ilmu. Di sana berkumpul para ulama besar dan tokoh-tokoh tabiin, bagaikan bintang gemintang yang menaburi cahaya di sepenjuru langit. Ada halaqah Urwah bin Zubair, ada halaqah Sa'id bin Musayyab, dan ada halaqah Abdullah bin Utbah.