REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta MUI DKI Jakarta untuk terus menjaga cetak biru program. Ketua MUI Pusat Abdullah Jaidi menyebut pengurus baru juga diminta jaga kepercayaan masyarakat.
"Secara umum, Musda ini akan mendengarkan laporan pertanggungjawaban pengurus, menyusun garis besar program berikutnya, mengevaluasi kinerja organisasi serta melakukan konsolidasi, dan memilih pengurus yang baru," ujar Kiai Abdullah Jaidi dalam pembukaan Musda di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (9/10).
Ia pun menyebut wajah MUI DKI Jakarta selama lima tahun ke depan ditentukan oleh hasil Musda ini. Oleh karenanya, setiap program dan kebijakan yang akan diambil harus mengacu pada cetak biru program.
Cetak biru program adalah nama lain dari garis besar program MUI. Setelah garis besar dibuat, akan dirumuskan menjadi program kerja yang aplikatif yang dibahas dalam forum rapat kerja daerah yang dilakukan setiap tahun.
Untuk menjalankan dan merumuskan garis-garis besar program kerja tersebut, pengurus diharuskan peka dan mampu menampung aspirasi yang berkembang di masyarakat. Pengurus juga diharapkan bisa menjawab semua pertanyaan yang dikeluarkan oleh masyarakat.
Pertanyaan-pertanyaan yang keluar ini sering kaitannya merupakan permasalahan atau tantangan yang ada di masyarakat. Peran MUI-lah untuk dapat menjawab permasalahan dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Cetak biru program juga bisa jadi tolak ukur sebagaimana efektifitas kinerja pengurus MUI dalam menjalankan program. Ini penting dilakukan sebagai ipaya menyehatkan organisasi.