REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politisi yang tergabung dalam Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK) menanggapi pernyataan Sandiaga Uno yang menyebut harga nasi ayam di Jakarta lebih mahal dibandingkan Singapura. Wakil Ketua TKN KIK Arsul Sani menanggapi santai perbandingan harga pangan itu, sedangkan Juru Bicara TKN Ace Hasan Syadzily menuding pernyataan Sandi tak sesuai kenyataannya.
Baca Juga:
"Begini, bagi saya sisi pandang yang seperti itu enggak hoaks, tetapi saya malah seneng pak Sandi seperti itu," kata di posko pemenangan Jokowi-Ma'ruf, Cemara di Jakarta Pusat pada Selasa (9/10).
Arsul mengaku senang dengan Sandiaga karena sangat mudah membantah perbandingan yang dilakukan oleh pernyataan calon wakil presiden nomor urut 2 itu. Dia pun mengatakan, perbandingan itu cukup disanggah dengan: “Masak, sih?”
Juru Bicara TKN Ace Hasan Syadzily mengaku bertanya ke sopirnya mengenai harga nasi ayam di Jakarta. Hasil percakapan tersebut, ia menyimpulkan, pernyataan Sandiaga tak sama dengan realitas.
Sebab, ia mengatakan, ada nasi ayam seharga Rp 12 ribu di Jakarta. "Ucapan Sandi bagian dari hoaks karena enggak sesuai kenyatan di lapangan,” kata dia dalam taklimat media di rumah pemenangan jalan Cemara pada Selasa (9/10).
Perbandingan tak setara
Arsul Sani
Arsul berpendapat, Sandiaga tidak mengemukakan perbandingan setara berkaitan dengan harga nasi ayam di Singapura dan Indonesia. Dia mengatakan, Sandi membandingkan tempat dengan kelas berbeda antara Singapura dan Indonesia.
"Kalau apple to apple tempatnya, enggak mungkin harga makanan dan minuman Singapura lebih murah daripada yang ada di Jakarta," katanya.
Ace pun mengkritik tim kampanye Sandiaga yang tidak menyusun dengan baik pernyataan Sandi kepada publik. “Dia dapat informasi dari tim ekonominya, jangan-jangan timnya bohong. Tiap informasi harus dicek faktanya," kata dia.
Bahkan, Ace menyebut pernyataan Sandi bisa menyesatkan masyarakat. Menurutnya, perbandingan yang dibuat oleh Sandi mestinya disertai perbandingan yang seimbang.
“Ucapan Sandi menyesatkan karena realitanya enggak gitu. Makanan di Singapura dan Indonesia jelas beda enggak sesuai kata Sandi,” kata dia.
Ace mengatakan nasi ayam di Singapura bila dibandingkan nasi ayam di warung makan sederhana di Jakarta tentu harganya lebih murah. "Narasi Sandi jika disampaikan cara begitu maka hilangkan fakta sesungguhnya. Bisa permalukan diri sendiri karena kenyataannya enggak gitu," ujarnya.
Narasi cerdas
[Ilustrasi] Perajin menata susunan tempe di salah satu tempat pembuatan tempe di Pekanbaru, Riau, Kamis (4/10). Pengusaha tempe terpaksa mengurangi ukuran produknya agar usaha mereka tetap berjalan terkait harga bahan baku kedelai yang terus naik di pasaran. (Antara)
Sandiaga belakangan memang kerap menyuarakan tingginya harga bahan pangan nasional. Sebelumnya, dia sempat mengatakan tingginya harga tempe membuat konsumen hanya mampu mendapatkan olahan kedelai itu dengan ukuran setipis kartu ATM.
Menurut Asrul, semakin sering Sandiaga melontarkan komentar-komentar seperti itu, KIK akan semakin bahagia. Dia mengatakan, KIK tak akan mengambil pusing pernyataan tersebut.
Ia mengatakan berbeda, misalnya, dengan kritikan terhadap dana pertemuan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia yang membuat KIK harus memberikan penjelasan yang detail. "Coba kalau yang canggih-canggih, coba misalnya ini bicara IMF World Bank Meeting yang dikritisi biayanya luar biasa dan segala macam," kata dia.
Juru Bicara TKN KIK Arya Sinulingga menambahkan 'perang' isu antarkedua kubu cenderung timpang. Menurutnya, kubu Prabowo-Sandi belum mengeluarkan isu yang bisa membangun kecerdasan masyarakat.
Bahkan, Arya menantang kubu Prabowo-Sandi supaya melontarkan ide dan gagasan yang bagus. "Hanya Sandi ngajarin selfie, apa ngaruh ke ekonomi Indonesia? Seharusnya dipertontonkan ide cerdas bangun bangsa. Ditunggu ide segar biar kami tertantang. Jangan pakai hoaks kecil dan besar," kata dia.