Selasa 09 Oct 2018 22:45 WIB

Medali Perunggu Bikin Zaki Menangis

Zaki tidak ditargetkan meraih medali.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Israr Itah
Atlet Renang Indonesia Zaki Zulkarnain saat pembagian medali usai pertandingan babak final nomor 100 meter renang gaya dada putra klasifikasi SB8 Asian Para Games 2018 di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (9/10).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Atlet Renang Indonesia Zaki Zulkarnain saat pembagian medali usai pertandingan babak final nomor 100 meter renang gaya dada putra klasifikasi SB8 Asian Para Games 2018 di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (9/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Zaki Zulkarnain tak bisa menahan tangis. Air matanya mengalir deras seusai berlomba pada cabang olahraga renang nomor 100 meter putera gaya dada kelas CB8.  Atlet difabel Indonesia itu meraih medali perunggu di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Selasa (9/10) malam.

Suasana haru terlihat usai Zaki mengalami momen istimewa di arena. Pria asal Riau itu memeluk erat salah satu ofisial Merah-Putih, sebelum berbincang dengan awak media.

"Saya nggak ditargetkan meraih medali, tapi pas di sini dapat. Alhamdulillah, bersyukur banget," katanya sambil tersenyum.

Sesuai aturan pemerintah, setiap peraih perunggu di nomor per orangan mendapat bonus Rp 250 juta. Zaki berencana memakai dana tersebut untuk kepentingan ibadah umrah orang tuanya. Ayah ibunya jadi motivasi terbesar Zaki dalam berprestasi.

Tampak bersemangat, Zaki terus meladeni pertanyaan para wartawan. Hingga akhirnya ia mengeluarkan seruan penuh emosi. Ia berharap semua rekan-rekan yang berkebutuhan khusus tak perlu berkecil hati dalam menjalani hidup.

"Jangan pernah menyerah, karena Tuhan memiliki rencana sendiri atas hidup kita," ujarnya.

Dua perenang lainnya turut bersuara. Mereka adalah Syuci Indriani dan Laura Aurelia Dinda Sekar Devanti. Pada hari ketiga Asian Para Games 2018 berlangsung mereka kurang beruntung.

Syuci meraih emas pada Senin (8/10), saat turun di nomor 100 meter putri gaya dada kelas S14. Namun, ia gagal menghuni tiga besar di nomor 100 meter gaya punggung kelas S14 putri. 

"Jika saya dapat bonus, sudah pasti buat orang tua, dan berbagi bersama anak yatim piatu. Jadi orang nggak boleh sombong," ujarnya.

Andalan Merah-Putih lainnya, Dinda Devanti, belum beruntung. Pada hari ketiga, ia gagal meraih medali di beberapa nomor, salah satunya gaya bebas 100 meter kelas S6 putri. 

Atlet yang mengalami kelumpuhan sejak 2015 lalu itu menyuarakan arti perjuangan. "Tetap semangat. Kalian yang mayoritas tubuhnya lengkap, harusnya lebih dari kami," kata peraih dua emas pada event Paparnas 2016 di Jawa Barat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement