Selasa 09 Oct 2018 23:55 WIB

Tiga Waduk Alami Kekeringan di Madiun

Ketiga waduk tersebut adalah Waduk Saradan, Notopuro, dan Dawuhan.

Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah warga membawa hasil pertanian melintas di tanah yang kering di Waduk Pacal, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (30/8).
Foto: Antara/Aguk Sudarmojo
Sejumlah warga membawa hasil pertanian melintas di tanah yang kering di Waduk Pacal, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis (30/8).

REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Pemerintah Kabupaten Madiun, Jawa Timur, mencatat sebanyak tiga waduk yang ada di wilayah itu mengalami penyusutan air secara drastis. Waduk tersebut mengalami kekeringan selama musim kemarau 2018. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Kabupaten Madiun, Arnowo di Madiun, Selasa (9/10) mengatakan, ketiga waduk tersebut adalah Waduk Saradan, Notopuro, dan Dawuhan.

Karena mengalami kekeringan yang signifikan, maka waduk berhenti berfungsi mengairi sawah petani sejak beberapa bulan terakhir. "Debit air di waduk sangat kritis dan tidak bisa lagi digunakan untuk mengairi sawah petani. Makanya, kami hentikan," ujar Arnowo kepada wartawan di sela kegiatan bersama Bupati Madiun di Pendopo Muda Graha Madiun.

Arnowo menegaskan, penghentian operasional waduk saat kering sangatlah penting. Sebab, jika dipaksakan beroperasi maka mengakibatkan konstruksi waduk rusak. "Operasional waduk baru bisa kembali dijalankan saat memasuki musim hujan tiba, nanti," kata dia.

Sesuai data, luasan sawah yang berhenti mendapat pasokan air akibat tidak beroperasinya irigasi dari ketiga waduk tersebut mencapai 4.696 hektare lebih. Adapun sawah-sawah tersebut terdapat di Kecamatan Saradan, Wonoasri, dan Pilangkeceng. Untuk itu, Pemkab Madiun mengimbau petani tidak menanam padi saat musim tanam kemarau berlangsung.

Sesuai arahan, petani di Kabupaten Madiun diminta menerapkan pola tanam padi-padi-palawija guna menghindari gagal panen yang dapat menyebabkan kerugian dari pihak petani sendiri. Sedangkan bagi petani yang nekad menanam padi, untuk pengairan sawah, Pemkab Madiun mengandalkan keberadaan 192 sumur pompa dalam. Selain itu, petani juga menggunakan sumur pompa dangkal atau diesel secara swadaya.

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَاِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَّغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْۗ وَنُقِرُّ فِى الْاَرْحَامِ مَا نَشَاۤءُ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْٓا اَشُدَّكُمْۚ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّتَوَفّٰى وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْۢ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْـًٔاۗ وَتَرَى الْاَرْضَ هَامِدَةً فَاِذَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاۤءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَاَنْۢبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍۢ بَهِيْجٍ
Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah.

(QS. Al-Hajj ayat 5)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement