REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Masyarakat laporkan adanya Buaya di aliran Sungai Cileungsi. Ketua Tim Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas, Puarman mengatakan tim gabungan telah melakukan pengamatan lokasi sejak bulan September.
"Kita amati selama dua sampai tiga pekan untuk mengklarifikasi laporan warga, lalu pada Jumat tanggal 5 Oktober kita baru benar-benar melakukan pencarian dengan turun langsung ke sungai," kata Puarman kepada Republika, Selasa (9/10).
Puarman menjelaskan, tim gabungan yang terlibat dalam pencarian di antaranya, tim Penanggulangan Bencana Desa (PBDes) Bojongkulur, tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Bogor, tim Tagana Kabupaten Bogor, tim Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C), tim Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi dan tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi. Keterlibatan mereka, lanjut Puarman, karena dianggap cukup berpengalaman dalam menangkap buaya.
Sebelumnya, pada Sabtu (6/10) malam, tim gabungan berhasil menangkap seekor buaya betina jenis Crocodylus Porosus atau buaya muara di Sungai Cileungsi, Bojongkulur, Kabupaten Bogor. "Buaya tersebut berukuran 130 sentimeter, sekarang dibawa oleh BKSDA Jawa Barat," kata Puarman.
Selain itu, Puarman mengatakan jumlah yang terkonfirmasi sejauh ini adalah tiga ekor buaya. Namun, beberapa warga yang melapor, melihat di beberapa lokasi dan waktu yang berbeda.
Tiga buaya itu jumlah minimal yang baru bisa dipastikan karena terlihat pada waktu yang bersamaan. Kalau yang diinformasikan oleh beberapa warga, ia belum bisa pastikan apakah itu buaya yang sama atau ada yang lain.
Selain itu, dari dua buaya lain yang belum tertangkap, Puarman memperkirakan ukuran kedua buaya tersebut tidak ada yang mencapai dua meter. "Kalau yang putih diperkirakan 120 sentimeter, sedangkan yang satu lagi kemungkinan mencapai 150 sentimeter," jelas dia.
Puarman menegaskan dalam upaya penangkapan buaya-buaya tersebut segala cara akan dilakukan kecuali dengan penembakan. "Karena buaya ini kan termasuk satwa yang dilindungi," ujar dia.
Mengenai kejelasan apakah buaya-buaya tersebut merupakan buaya yang hidup di alam liar dan berkembang biak di sungai Cileungsi, Puarman mengatakan sejauh ini tim gabungan belum bisa memastikan hal tersebut, selain itu tim gabungan belum menemukan sarang dari buaya di sekitar sungai.
"Kalau buaya ini asli dari sungai Cileungsi pasti ada induknya, sampai saat ini kita juga belum menemukan sarangnya. Kemungkinan lainnya buaya ini berasal dari penangkaran atau peliharaan," jelas dia. Sampai saat ini, tim gabungan terus lakukan pencarian sampai semua buaya yang berkeliaran di sungai dan meresahkan warga tersebut dapat diamankan.
Sementara itu, anggota BKSDA Jawa Barat, Sudrajat mengatakan buaya yang saat ini masih diamankan di kandang sementara akan dikirim ke Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga (PPSC), Kampung Cikananga Desa Cisitu Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi.
"Nanti kita kirim bareng sama kera liar yang baru ditangkap di Puri Cibubur" kata Sudrajat.
Selain itu, Sudrajat menjelaskan kemungkinan besar buaya yang sudah diamankan merupakan buaya yang dilepas dari penangkaran. Sudrajat menambahkan, daya jelajah buaya tersebut pun hanya sedikit. Selain itu, usia buaya diperkirakan sekitar satu sampai dua tahun.
Di lain pihak, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi, Jumhana Lutfi mengatakan keberadaan buaya di aliran sungai sudah diketahui sejak dua minggu lalu dan baru ditangkap Sabtu (6/10) kemarin.
"Baru satu yang tertangkap," kata Jumhana. Diketahui, DLH Kota Bekasi juga menerjunkan Tim Katak untuk membantu proses pencarian buaya yang cukup meresahkan warga ini.