REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- New York Times dalam laporan investigasinya mengatakan pemerintah Arab Saudi telah mengerahkan 15 orang untuk membunuh jurnalis senior Saudi Jamal Khashoggi. Di antara para pelaku pembunuhan itu terdapat seorang ahli forensik yang bertugas membawa gergaji tulang untuk mencabik-cabik tubuh Khashoggi setelah dibunuh.
Laporan New York Times yang diterbitkan pada Selasa (9/10) itu mengutip pernyataan pejabat tinggi Turki dan seorang pejabat Amerika yang tidak disebutkan namanya. Namun media lain belum bisa memverifikasi laporan berita tersebut dengan segera.
Dalam laporan itu disebutkan, para pelaku melakukan operasi pembunuhan Khashoggi dalam waktu dua jam. Mereka kemudian meninggalkan Turki menuju ke berbagai negara.
"Kasus ini seperti Pulp Fiction," kata pejabat senior AS itu, dikutip laporan tersebut, mengacu pada film Hollywood pada 1994 yang dibuat oleh sutradara Quentin Tarantino.
Tuduhan yang ditujukan terhadap pemerintah Arab Saudi terkait dugaan pembunuhan Khashoggi, membuat AS dan negara lainnya untuk menuntut penyelidikan yang transparan. Jika tidak berhasil, maka akan ada dampak serius terhadap hubungan bilateral negara-negara itu.
Para pejabat Saudi telah membantah terlibat dalam dugaan pembunuhan Khashoggi yang meninggalkan gedung konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah meminta Riyadh untuk membuktikan bahwa Khashoggi telah pergi dari gedung itu.
Daily Sabah, sebuah surat kabar Turki yang memiliki hubungan dekat dengan pemerintah, pada Selasa (9/10) menerbitkan foto dan nama 15 orang asal Saudi yang diduga menjadi pelaku pembunuhan Khashoggi. Mereka bepergian ke Istanbul pada hari Khashoggi menghilang. Para tersangka itu saat ini tengah dicari oleh pihak berwenang Turki untuk diinterogasi.
Khashoggi merupakan jurnalis kondang Saudi yang kini menjadi kolumnis di The Washington Post. Selama berkarier sebagai jurnalis, dia diketahui kerap melayangkan kritik tajam terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil Pemerintah Saudi. Pangeran MBS yang dipuji karena dianggap melakukan reformasi sosial di Saudi, tak luput dari kritikannya.
Khashoggi dilaporkan hilang saat mendatangi gedung konsulat jenderal Saudi di Istanbul pada 2 Oktober. Pejabat kepolisian Turki mengklaim bahwa Khashoggi telah dibunuh di dalam gedung konsulat. Namun, tudingan tersebut segera dibantah oleh pejabat konsulat Saudi di Istanbul.