REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Timur mengirimkan logistik ke Sulawesi Tengah (Sulteng) pascabencana gempa dan tsunami melanda kawasan setempat, Jumat (28/9) petang. Bantuan diberikan sebagai bagian upaya membantu memulihkan kondisi kelistrikan di wilayah itu.
"Hari ini kami mengirimkan berbagai logistik berupa peralatan kelistrikan yang dibutuhkan untuk membangun jaringan menengah. Peralatan tersebut di antaranya 61 unit trafo, 324 pin isolator, 1.902 piercing connector dan 300 ribu meter kabel jaringan," kata Manager Komunikasi PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jatim, Fenny Nurhayati kepada wartawan di Surabaya, Rabu (10/10).
Sebelumnya, kata dia, PLN Jatim juga mengirimkan sebanyak 200 personel tenaga ahli kelistrikan untuk normalisasi pasokan listrik di wilayah bencana Sulteng. Fenny mengatakan, pembangunan jaringan menengah saat ini sangat diperlukan untuk menerangi seluruh rumah yang masih ada, karena sebelumnya prioritas PLN adalah menerangi fasilitas umum seperti rumah sakit, tower atau menara jaringan telekomunikasi (BTS), rumah ibadah, perbankan dan pusat-pusat ekonomi.
"Beberapa fasilitas umum yang berhasil diterangi di antaranya adalah sembilan gedung perkantoran (pemerintah dan TNI), satu unit PDAM, delapan unit rumah sakit, 10 bank dan ATM, sembilan unit stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), 10 BTS dan 16 rumah ibadah (masjid dan gereja)," katanya.
Ia menjelaskan, daya pasokan listrik di Sulawesi Tengah saat ini mencapai 101,2 Megawatt (MW), dan berasal dari Pembangkit Listrik yang sudah berfungsi, di antaranya PLTD Silae sebesar 3,9 MW, PLTD Sabang sebesar empat MW dan PLTA Poso 3 X 65 MW.
"Kami masih melakukan perbaikan satu PLTA yang belum berfungsi karena rusak berat, pipa cerobongnya patah," katanya.
Ia berharap, pengiriman logistik berupa peralatan listrik ke Sulteng dapat terus membantu upaya menerangi kawasan itu pascagempa. PLN juga akan terus berkomitmen membantu pemulihan kelistrikan Sulawesi Tengah, utamanya di Palu, Donggala dan Sigi.