Rabu 10 Oct 2018 09:30 WIB

Kebakaran Hutan di Gunung Ciremai Mencapai Seribu Hektare

Api diketahui berkobar pada akhir September lalu.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Api membakar kawasan hutan pinus di Taman Nasional Gunung Ciremai, Kuningan, Jawa Barat, Rabu (3/10).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Api membakar kawasan hutan pinus di Taman Nasional Gunung Ciremai, Kuningan, Jawa Barat, Rabu (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID,  KUNINGAN  -- Kebakaran yang melanda hutan di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) sudah memasuki hari ke-11, Rabu (10/10). Luas lahan yang terbakar pun terus bertambah.

"Kawasan hutan TNGC yang terbakar sementara diperkirakan seluas kurang lebih 1.000 hektare,’’ ujar Kepala Pelaksana Badan Penaggulangan Bencana Daerah  (BPBD) Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin, Rabu (10/10) malam.

Api pertama kali diketahui berkobar pada Ahad (30/9) pukul 12.00 WIB dan diduga berasal dari Blok Erpah Desa Cibuntu, Kecamatan Pasawahan. Api kemudian menyebar ke atas ke Gunung Dulang dan Blok Cileutik Desa Pasawahan.

Api pun semakin meluas hingga merembet ke wilayah Kebun Raya Kuningan (KRK), Kamis (4/10). Hingga Rabu (10/10), diperkirakan luas lahan KRK yang terbakar mencapai 19 hektare.

Berdasarkan pemantauan tim gabungan dari lapang sepak bola Desa Pasawahan, pada Rabu (10/10) pukul 17.00 WIB, api di kawasan Gunung Ciremai Blok Batuarca Panyusupan dan Karangdinding masih menyala. Upaya pemadaman pun masih terus dilakukan dengan penyerangan ke titik api oleh tim pemadam gabungan.

"Rencananya besok (Kamis), pemadaman kembali dilakukan ke titik api yang masih menyala," tutur Agus.

Agus menyatakan, lokasi kebakaran terjadi pada ketinggian 300 Mdpl – 1.600 Mdpl. Lokasi tersebut merupakan daerah perbukitan yang didominasi tumbuhan alang-alang dan perdu, dengan kondisi lahan bebatuan.Kondisi medan seperti itu yang diperparah dengan arah angin yang berubah-ubah, menjadi kendala dalam upaya pemadaman. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement