REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada abad ke-20, situasi politik yang terjadi di Malta berpengaruh pada terjadinya pernikahan campuran antara orang malta dan Arab. Bahkan, tak jarang Kristen Malta berpindah agama memeluk Islam.
Mereka pun membentuk komunitas Muslim seperti di negara Eropa lainnya. Meskipun kecil, mereka dikenal tegas dan kuat dalam mempertahankan keyakinan dan hidupnya.
Pada 1973, World Islamic Call Society meminta sebidang tanah di Kordin, Malta, untuk mendirikan pusat Islam. Pemerintah Malta mengizinkan pembangunan pusat Islam.
Bangunan tersebut terdiri atas masjid, ruang kajian agama dan budaya, dan perpustakaan Muslim. Peletakan batu pertama dilaku kan oleh Muammar Khadafi pada 1978.
Gedung pusat Islam itu selesai dibangun selama tiga tahun. Pusat Islam tersebut diberi nama Pu sat Islam Paola. Di sebelah gedung ini juga di bangun sekolah Muslim yang disebut sekolah Maryam al-Batool.
Islam turut menjadi bagian historis negara ini, terutama dalam bahasa dan pertaniannya. Muslim pernah berjaya selama berabad-abad di negara kepulauan ini.
Pada 870 hingga 1091 Masehi, Mdina menjadi pusat ibu kota pemerintah Muslim di Malta. Islam datang ketika Dinasti Aghlabids Afrika Utara datang. Islam dibawa oleh Halaf al-Hadim dan kemudian Sawada ibnu Muhammad menaklukkan pulau-pulau di Bizantium, setelah tiba di Sisilia pada 870 M.
Namun, terjadi perdebatan pertama kali Islam menduduki pulau tersebut antara abad ketujuh, delapan, atau sembilan. Setelah menduduki pulau tersebut, Aghlabids mendirikan ibu kota di Mdina.