REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar mengatakan, hingga kini pihaknya masih memburu pelaku vandalisme terhadap satu unit kereta MRT Jakarta. Pelaku dikatakan Indra, kerap berpindah-pindah negara dalam melancarkan aksi vandalismenya yang memang bertujuan untuk cari sensasi di negara yang ia datangi.
“Iya dia termonitor berpindah-pindahnegara, dan memang punya hobi itu. Kita masih mapping dulu kita cek yang bersangkutan dimana, sebelum kita mendapatkan yang bersangkutan kita tidak bisa mendiagnosa udah dimana,” kata Indra di Mapolda Metro Jaya, Rabu (10/10).
Polres Metro Jakarta Selatan dibantu dengan Polda Metro Jaya sudah berkoordinasi dengan Interpol, namun pihaknya masih mencari keberadaan pelaku dan sedang berada di negara mana saat ini. Sehingga, pihaknya perlu koordinasi, agar secara teknis Interpol akan berkoordinasi atas semua keamanan di wilayah tersebut.
Meski telah berkoordinasi, pihaknya belum mendapatkan keterangan apapun dari pihak Interpol. “Tapi berdasarkan beberapa info, mereka memang sering membuat sensasi seperti itu, menggambar di beberapa tempat yang menurut mereka strategis,” jelas Indra.
Tujuan pelaku datang ke Indonesia diketahui hanya untuk jalan-jalan, sehingga saat diperiksa dan kedapatan membawa peralatan mural, tidak dipermasalahkan karena tidak membahayakan. Lagi-lagi kepolisian enggan menyebutkan identitas pelaku meski telah kantongi nama, lantaran ingin menangkap dulu.
Kemudian untuk makna sementara dari coretan di kereta MRT tersebut, di sana ditulisakan 'first' yang dalam bahasa Indonesia artinya pertama. “Nah dia ingin jadi orang pertama yang corat-coret di situ. Analisis sementara itu, dan berdasarkan keterangan yang disampaikan beberapa yang sudah diperiksa,” jelas Indra.
Sebelumnya diberitakan, Kereta MRT di Depo Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, dicoret-coret oleh orang tak dikenal. Aksi vandalisme itu ada pada salah satu badan kereta MRT.
Kejadian itu baru diketahui pagi hari, Jumat 21 September 2018, ketika Tim keamanan dari Kontraktor yang berada di Depo Lebak Bulus sedang melaksanakan patroli rutin sekitar pukul 07.30 WIB dan menemukan kondisi kereta dalam kondisi tersebut.
Polres Metro Jakarta Pusat rupanya sudah mengantongi identitas para pelaku vandalisme tersebut.
Salah satu dugaannya adalah mereka berkewarganegaraan asing. Para pelaku dikabarkan tengah berada di luar negeri. Kepolisian akan menggandeng interpol untuk menangkap para pelaku ini.
Saat ini, Indra masih terus mengumpulkan bukti-bukti untuk memastikan pelakunya. Sementara ini, polisi baru mengidentifikasi satu pelaku saja. Jika sudah mengamankan satu pelaku ini kepolisian baru akan meminta keterangan pelaku apakah dia dibantu orang lain atau tidak.
Pelaku juga diduga sempat membagi-bagikan stiker pada orang di sekitar Depo MRT Lebak Bulus, dengan gambar persis seperti coretan yang ia buat di kereta MRT itu. Saat itu, pelaku tinggal di salah satu hotel dekat Depo MRT Lebak Bulus.
PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta berharap pemberitaan yang masif terkait aksi vandalisme kereta cepat MRT akan membantu polisi menemukan pelaku. Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta Tubagus Hikmatullah berharap pelaku akan menyerahkan diri.
Hikmat menambahkan proses pengecatan kembali kereta cepat MRT menjadi tanggung jawab pihak kontraktor, yakni Tokyu-Wika Join Operation (TWJO) yang bertanggung jawab atas area Depo dan Sumitomo Corporation untuk kereta. Namun, hal itu belum dapat dilakukan selama proses penyelidikan dari pihak kepolisian masih dilakukan.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga mengaku kecewa dan prihatin dengan terjadinya aksi vandalisme terhadap kereta MRT di Depo Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Menhub meminta pihak kepolisian mengejar pelaku vandalisme terhadap kereta MRT.